on 05/03/2013

A.  INVESTASI JANGKA PANJANG

            Investasi jangka panjang adalah penanaman sebagian kekayaan suatu perusahaan pada perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan atau untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut.

      Investasi jangka panjang dapat berupa :
1.      Penyertaan dalam bentuk saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
2.      Dana untuk melunasi utang jangka panjang, atau dana khusus lainnya.
3.      Aktiva lain-lain, seperti pembelian tanah dengan rencana penggunaan dimasa yang akan datang.

Jika saham suatu perusahaan diperoleh melalui tukar menukar dengan jenis aktiva lain (non kas) maka harga pasar saham yang berlaku pada saat transaksi dipakai sebagai dasar nilai perolehannya. Apabila nilai aktiva diketahui, sedang nilai saham tidak, maka nilai aktiva tersebut yang dipakai sebagai nilai saham.
     
B.  INVESTASI DALAM SAHAM
            Investasi dalam bentuk saham merupakan pembelian / penyertaan / kepemilikan perusahaan lain dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang berupa deviden .
      Keuntungan lainnya bisa berupa control management : yaitu hak menentukan kebijakan atas perusahaan yang dibeli. Control management diperoleh jika kepemilikan saham mencapai jumlah mayoritas. Perusahaan yang melakukan investasi saham disebut Perusahaan Induk (Parent Company), sedangkan perusahaan yang mengeluarkan saham disebut Perusahaan Anak (Subsidiary Company), hubungan keduanya biasa disebut Perusahaan yang berafiliasi (Parent-Subsidiary Affiliation).
      Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk saham mempunyai maksud:
1.      Memperkokoh jaringan pasar
2.      Memperkuat distribusi
3.      Menjaga suplai bahan baku
4.      Memperkuat manajemen.
     
Harga Perolehan investasi jangka panjang :
      Harga Beli saham + Biaya-biaya (komisi pialang / broker, pajak, by pembl lainnya).

            Apabila terjadi pengurangan nilai yang cukup material dan sifatnya permanen maka selisihnya dapat diperhitungkan sebagai kerugian & rekening cadangan penurunan nilai investasi. Namun ketentuan perpajakan tidak memperkenankan pengurangan nilai tersebut sebagai biaya

            Investasi jangka panjang dikelompokkan sebagai aktiva tetap (noncurrent assets). Jika jumlahnya cukup besar rekening investasi ditempatkan sebelum rekening aktiva tetap. Dan jika jumlahnya kecil ditempatkan setelah rekening aktiva tetap.

     



KLASIFIKASI NERACA              
      Aktiva                                                       Kewajiban & Ekuitas Pemilik
      Aktiva Lancar                                           Kewajiban Lancar
      Investasi jangka panjang                           Hutang Jangka Panjang
      Properti, pabrik dan peralatan                               Ekuitas Pemilik:
      Aktiva tak berwujud                                             -   Modal Saham
      Aktiva lainnya                                           -   Modal disetor tambahan                
                                                                                    -   Laba ditahan

C.        SURAT OBLIGASI
      Obligasi : adalah surat utang jangka panjang dengan tingkat bunga tertentu.
      Nilai obligasi dicatat sesuai dengan harga perolehannya.
      Harga jual (beli) obligasi tidak selalu sebesar nilai nominalnya.
      Harga jual obligasi > nilai nominal ? agio
      Harga jual obligasi < nilai nominal ? disagio
      Perbedaan antara harga perolehan dengan nilai nominal obligasi diamortisasikan atau diakumulasikan selama umur obligasi.

      Ex :
      PT. HARMONI pada tanggal 01 Juli 2000, membeli 100 lembar obligasi PT. HARTAMIN, nominal obligasi Rp.10.000,- dengan kurs 102.Bunga obligasi dibayar tiap tgl 01 Feb dan 01 Agust tiap-tiap tahunnya. Biaya-biaya pembelian yang dibayar Rp.11.000,-. Obligasi akan dilunasi pada 01 Feb 2003. Bunga obligasi tiap tahun 12%

      Perhitungan :                    
      Harga beli obligasi            102 x 100 lbr x Rp.10.000      =          Rp. 1.020.000,-
                                                100
      Biaya-biaya pembelian                                                      =          Rp.      11.000,-
                                                                                                            Rp. 1.031.000,-
      Bunga berjalan                  5 x 12% x 100 x Rp.10.000    =          Rp.      50.000,-
                                                12
      Jumlah yang dibayar                                                                     Rp. 1.081.000,-
      Jurnal yang dilakukan PT.HARMONI
      Obligasi PT.HARTAMIN                                    Rp. 1.031.000,-
      Pendapatan bunga                                     Rp.      50.000,-
            Kas                                                                              Rp. 1.081.000,-

      Penghasilan investasi saham adalah deviden, sedang penghasilan dari obligasi adalah bunga.
     
      Deviden yang bukan objek pajak :
      Deviden atau bagian keuntungan yang diterima atau diperoleh PT sebagai WP DN, yayasan atau organisasi sejenis, koperasi, BUMN, BUMD
     
     

Deviden yang merupakan objek PPh :
      Jika penerima deviden selain PT. Seperti perseorangan, firma, perseroan komanditer dsb.
      WP DN dipotong PPh ps-23 = 15% x jumlah bruto
      WP LN dipotong PPh ps-26 = 20% x jumlah bruto


      Deviden terselubung :
      Pembagian laba secara tidak langsung & keperluan pribadi pemegang saham yang dibayar perusahaan :
1.   Imbalan bunga ke pemegang saham diatas kewajaran
            PT.X meminjam uang dari pemegang saham 1milyar
            Bunga kepemegang saham, 36% pertahun                 =   Rp. 360 jt
            Bunga yang wajar (max),     24% pertahun                 =   Rp. 240 jt
            Deviden (non deductible)                                           =   Rp. 120 jt

2.   Pembayaran / imbalan yang diberikan kepegawai yang merupakan pemegang          saham, diatas kewajaran :
      Direktur (pemegang saham), gaji perbulan                                         Rp.15.000.000
      Direktur lain yang setara (bukan pemegang saham, gaji perbulan      Rp.10.000.000
      Deviden (non deductible)                                                                   Rp.  5.000.000
     
      3.   Keperluan pribadi pemegang saham dibayar perusahaan,
-     Rekening telp, listrik, air
-     biaya perbaikan / pemeliharaan kendaraan / rumah
-     Bahan bakar kendaraan
-     Gaji sopir pribadi
-     biaya perjalanan pemegang saham dan keluarganya
-     biaya pendidikan pemegang saham dan keluarganya
-     biaya pengobatan pemegang sahan dan keluarganya

      Berbeda dengan deviden, keuntungan pengalihan saham dikenakan pajak.
      Keuntungan adalah kelebihan harga jual dengan harga perolehan (penjelasan pasal 4 ayat (1) bagian (d) UU PPh).
      Penjualan saham di pasar modal, penghasilan dari penjualan kena PPh 0,1 %untuk bukan saham pendiri, atau 5,1 % untuk saham pendiri(final), (0,5 % berdasarkan PP No.14 th’97).

            Apabila investasi saham untuk modal ventura, deviden dan penghasilan dari penjualan saham pada perusahaan pasangan usaha tidak kena PPh.
            Rugi / laba dari penjualan investasi jangka panjang umumnya dipisahkan dengan penghasilan yang di terima dari kegiatan utama (merupakan penghasilan lain-lain) dan merupakan objek pajak.





on 04/03/2013


Kontinjensi (contingencies) didefinisikan FASB sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan (keuntungan kontinjensi) atau kerugian (kerugian kontinjensi) untuk perusahaan yang pada akhirnya akan diselesaikan apabila satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi.
Selain itu kontinjensi juga lebih dikenal dengan peristiwa yang mengandung syarat merupakan transaksi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan bank sehari-hari. Kontinjensi yang dimiliki oleh suatu bank dapat berakibat tagihan atau kewajiban bagi bank yang bersangkutan.

Jenis-jenis Transaksi Kontinjensi
Kontinjensi bank terdiri dari kontinjensi tagihan dan kontinjensi kewajiban (tunggakan).
Kontinjensi tagihan terdiri dari:
a.       Bank Garansi yang diterbitkan oleh bank lain
Bank garansi dari bank lain adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diterima oleh bank yang mengakibatkan tagihan kepada pihak bank bank penjamin bila pihak yang dijamin melakukan ingkar janji atau wanprestasi dikemudian hari.
b.      Pembelian Opsi Valuta Asing
Opsi adalah perjansian asing yang memberikan hak pilihan kepada pembeli opsi untuk menggunakan atau tidak menggunakan dalam kontrak jual beli valuta asing.
c.       Pendapatan Bunga dan Penyelesaian
Dalam akuntansi perbankan khususnya yang menyangkut pendapatan bunga dari aktiva produktif, bank akan menganut prinsip konservatif dalam arti sangat hati-hati.
Kontinjensi Kewajiban terdiri dari:
a.       Garansi yang diberikan
Bank garansi yang diberikan adalah semua bentuk garansi yang diberikan oleh bakn yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak penerima jaminan apabila pihak yang dijamin oleh bank yang bersangkutan wanprestasi atau cidra janji.
b.      Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dapat dibatalkan (revocable L/C) dalm rangka perdagangan dalam negeri.
c.       Penjualan Opsi Valuta Asing
Opsi jual (put option) adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegang opsi untuk menjual valuta asing pada harga tertentu selama atau pada akhir masa opsi.
KEUNTUNGAN KONTINJENSI
Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah.
Jenis keuntungan Kontinjensi yang khas adalah :
1.Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.
2.Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak.
3.Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan.
4.Kerugian pajak yang mungkin dikompensasi ke depan.

KERUGIAN KONTINJENSI
Kerugian kontijensi (loss contingencies) adalah situasi yang melibatkan ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut definisinya disebut sebagai kewajiban yang bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih  kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar, tanggal pembayaran atau tanggal keberadaannya. Yaitu, satu atau lebih faktor-faktor tersebut bergantung pada kontinjensi.

Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari (istilah dari FASB) :
1.Kemungkinan besar (probable). Kejadian masa depan sangat mungkin terjadi.
2.Cukup mungkin (reasonably possible). Peluang kejadian masa depan terjadi lebih besar daripada kemungkinan kecil tetapi lebih kecil dari mungkin.
3.Kemungkinan kecil (remote). Peluang kejadian di masa depan terjadi sangat kecil.
Suatu estimasi kerugian dari kerugian kontinjensi harus diakrualkan dengan membebankannya ke beban dan kewajiban dicatat hanya jika kedua kondisi berikut dipenuhi:
1.    Informasi yang tersedia sebelum penerbitan laporan keuangan menunjukkan bahwa kemungkinan besar suatu kewajiban telah terjadi pada tanggal laporan keuangan.
2.    Jumlah kerugian dapat diestimasi secara layak.

Beberapa kerugian kontinjensi :
1. Perkara pengadilan, klaim, dan pengenaan.
Faktor2 berikut harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah suatu kewajiban harus dicatat berkenaan dengan perkara pengadilan (litigation) yang ditunda dan yang mengancam serta klaim dan pengenaan (assessments) actual atau yang mungkin:
1).Periode waktu dimana penyebab tindakan yang mendasari terjadi.
2).Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
3).Kemampuan untuk membuat estimasi yang layak mengenai jumlah kerugian.

2. Biaya jaminan dan garansi.
Jaminan (garansi produk) adalah janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk memperbaiki defisiensi kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu produk.
Terdapat dua metode dasar akuntansi untuk biaya jaminan:
1).Menurut metode dasar kas (cash basis method), biaya jaminan dibebankan ke periode dimana penjual/produsen menepati jaminan itu.
2). Menurut metode akrual (accrual method), biaya jaminan dibebankan ke beban operasi pada tahun penjualan.

3. Premi dan kupon.
Perusahaan menawarkan premi (premium) kepada pelanggan sebagai pengganti tutup kotak, sertifikat, kupon, label, atau pembungkus dengan perlalatan rumah tangga dan sebagainya. Sedangkan kupon tercetak (printed coupons) dapat ditebus oleh pelanggan untuk potongan tunai atas barang yang dibeli.
Premi dan kupon, biayanya harus dicatat sebagai beban pada periode penjualan.
Jumlah penawaran premi yang masih berlaku yang akan ditawarkan untuk ditebus harus diestimasi untuk merefleksikan kewajiban lancar yang ada dan untuk menandingkan biaya dengan pendapatan.
Penawaran premi yang mengakibatkan kemungkinan adanya kewajiban pada tanggal laporna keuangan, yang jumlahnya dapat diestimasi secara layak, adalah kontinjen terhadap terjadinya kejadian masa depan (penebusan), dan karena itu, merupakan kerugian kontinjensi.
4. Kewajiban lingkungan.
Termasuk dalam kategori ini adalah biaya pembersihan limbah beracun yang merupakan hasil dari aktivitas produksi perusahaan, pencegahan kerusakan lingkungan, dan pembersihan udara yang tercemar.
5. Risiko asuransi sendiri.
Merupakan penanggungan risiko, dan bukan merupakan asuransi, dan setiap perusahaan yang menanggung risikonya sendiri menempatkan dirinya dalam posisi menanggung beban atau kerugian ketika hal itu terjadi.

KONTINJENSI
Kontinjensi (contingencies) didefinisikan FASB sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan (keuntungan kontinjensi) atau kerugian (kerugian kontinjensi) untuk perusahaan yang pada akhirnya akan diselesaikan apabila satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi.
Selain itu kontinjensi juga lebih dikenal dengan peristiwa yang mengandung syarat merupakan transaksi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan bank sehari-hari. Kontinjensi yang dimiliki oleh suatu bank dapat berakibat tagihan atau kewajiban bagi bank yang bersangkutan.

Jenis-jenis Transaksi Kontinjensi
Kontinjensi bank terdiri dari kontinjensi tagihan dan kontinjensi kewajiban (tunggakan).
Kontinjensi tagihan terdiri dari:
a.       Bank Garansi yang diterbitkan oleh bank lain
Bank garansi dari bank lain adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diterima oleh bank yang mengakibatkan tagihan kepada pihak bank bank penjamin bila pihak yang dijamin melakukan ingkar janji atau wanprestasi dikemudian hari.
b.      Pembelian Opsi Valuta Asing
Opsi adalah perjansian asing yang memberikan hak pilihan kepada pembeli opsi untuk menggunakan atau tidak menggunakan dalam kontrak jual beli valuta asing.
c.       Pendapatan Bunga dan Penyelesaian
Dalam akuntansi perbankan khususnya yang menyangkut pendapatan bunga dari aktiva produktif, bank akan menganut prinsip konservatif dalam arti sangat hati-hati.
Kontinjensi Kewajiban terdiri dari:
a.       Garansi yang diberikan
Bank garansi yang diberikan adalah semua bentuk garansi yang diberikan oleh bakn yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak penerima jaminan apabila pihak yang dijamin oleh bank yang bersangkutan wanprestasi atau cidra janji.
b.      Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dapat dibatalkan (revocable L/C) dalm rangka perdagangan dalam negeri.
c.       Penjualan Opsi Valuta Asing
Opsi jual (put option) adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegang opsi untuk menjual valuta asing pada harga tertentu selama atau pada akhir masa opsi.
KEUNTUNGAN KONTINJENSI
Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah.
Jenis keuntungan Kontinjensi yang khas adalah :
1.Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.
2.Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak.
3.Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan.
4.Kerugian pajak yang mungkin dikompensasi ke depan.

KERUGIAN KONTINJENSI
Kerugian kontijensi (loss contingencies) adalah situasi yang melibatkan ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut definisinya disebut sebagai kewajiban yang bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih  kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar, tanggal pembayaran atau tanggal keberadaannya. Yaitu, satu atau lebih faktor-faktor tersebut bergantung pada kontinjensi.

Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari (istilah dari FASB) :
1.Kemungkinan besar (probable). Kejadian masa depan sangat mungkin terjadi.
2.Cukup mungkin (reasonably possible). Peluang kejadian masa depan terjadi lebih besar daripada kemungkinan kecil tetapi lebih kecil dari mungkin.
3.Kemungkinan kecil (remote). Peluang kejadian di masa depan terjadi sangat kecil.
Suatu estimasi kerugian dari kerugian kontinjensi harus diakrualkan dengan membebankannya ke beban dan kewajiban dicatat hanya jika kedua kondisi berikut dipenuhi:
1.    Informasi yang tersedia sebelum penerbitan laporan keuangan menunjukkan bahwa kemungkinan besar suatu kewajiban telah terjadi pada tanggal laporan keuangan.
2.    Jumlah kerugian dapat diestimasi secara layak.

Beberapa kerugian kontinjensi :
1. Perkara pengadilan, klaim, dan pengenaan.
Faktor2 berikut harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah suatu kewajiban harus dicatat berkenaan dengan perkara pengadilan (litigation) yang ditunda dan yang mengancam serta klaim dan pengenaan (assessments) actual atau yang mungkin:
1).Periode waktu dimana penyebab tindakan yang mendasari terjadi.
2).Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
3).Kemampuan untuk membuat estimasi yang layak mengenai jumlah kerugian.

2. Biaya jaminan dan garansi.
Jaminan (garansi produk) adalah janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk memperbaiki defisiensi kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu produk.
Terdapat dua metode dasar akuntansi untuk biaya jaminan:
1).Menurut metode dasar kas (cash basis method), biaya jaminan dibebankan ke periode dimana penjual/produsen menepati jaminan itu.
2). Menurut metode akrual (accrual method), biaya jaminan dibebankan ke beban operasi pada tahun penjualan.

3. Premi dan kupon.
Perusahaan menawarkan premi (premium) kepada pelanggan sebagai pengganti tutup kotak, sertifikat, kupon, label, atau pembungkus dengan perlalatan rumah tangga dan sebagainya. Sedangkan kupon tercetak (printed coupons) dapat ditebus oleh pelanggan untuk potongan tunai atas barang yang dibeli.
Premi dan kupon, biayanya harus dicatat sebagai beban pada periode penjualan.
Jumlah penawaran premi yang masih berlaku yang akan ditawarkan untuk ditebus harus diestimasi untuk merefleksikan kewajiban lancar yang ada dan untuk menandingkan biaya dengan pendapatan.
Penawaran premi yang mengakibatkan kemungkinan adanya kewajiban pada tanggal laporna keuangan, yang jumlahnya dapat diestimasi secara layak, adalah kontinjen terhadap terjadinya kejadian masa depan (penebusan), dan karena itu, merupakan kerugian kontinjensi.
4. Kewajiban lingkungan.
Termasuk dalam kategori ini adalah biaya pembersihan limbah beracun yang merupakan hasil dari aktivitas produksi perusahaan, pencegahan kerusakan lingkungan, dan pembersihan udara yang tercemar.
5. Risiko asuransi sendiri.
Merupakan penanggungan risiko, dan bukan merupakan asuransi, dan setiap perusahaan yang menanggung risikonya sendiri menempatkan dirinya dalam posisi menanggung beban atau kerugian ketika hal itu terjadi.