BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Modern Auditing saat ini penekanannya
lebih pada pada pemeriksaan internal yang digunakan untuk mengevaluasi
efisiensi organisasi secara keseluruhan. Hal ini dilakukan secermat mungkin
agar area-area kelemahan bisa diidentifikasi, untuk kemudian ditunjukkan kepada
manajemen, dan selanjutnya ditawarkan rekomendasi untuk mempercepat proses
perkembangan manajemen. Management audit merupakan konsep yang digunakan untuk
maksud tersebut.
Management audit digunakan untuk memastikan
seberapa baik manajemen, baik dalam hubungan eksternalnya dengan pihak luar
maupun efisiensi internalnya. Pemeriksaan dilakukan terhadap smoothness
organisasi, mulai dari level teratas sampai level terbawah. Dengan demikian,
hampir setiap aspek manajemen diperiksa, dan rekomendasi yang ditawarkan
diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan profitabilitas (Batra, 1997).
BAB II
PEMBAHASAN
MANAGEMENT AUDIT
Pengertian Management Audit
Audit
manajemen seringkali diartiksan sama dengan audit operasional. Pengertian
sederhana dari audit manajemen adalah investigasi dari suatu organisasi dalam
semua aspek kegiatan manajemen dari yang paling tinggi sampai dengan ke bawah
dan pembuatan laporan audit mengenai efektifitasnya atau dari segi
profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya. Sedangkan pengertian sederhana
audit operasional adalah uraian aktifitas perusahaan yang sistematis dalam
hubungannya dengan tujuan untuk melihat, mengidentifikasikan peluang perbaikan,
atau mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan. Jelas kedua pengertian serupa
karena pemeriksaan manajemen dilakukan saat manajemen beroperasi.
Pengertian managemen
audit tersirat dalam definisi kalangan akademisi. Berikut beberapa definisi
menurut :
1. Holmes
dan Overmyer (1975) : “The management audit means the examination and evaluation
of all information gathering functions and all phases of management functions
and activities, in order to ascertain if operating are conducted in a effective
and efficient manner.” Definisi di atas dalam terjemahannya sebagai berikut :
Manajemen audit mencakup penelitian dan evaluasi atas semua fungsi dari
Manajemen, untuk memastikan bahwa pelaksanaan operasi perusahaan telah
dijalankan dengan cara yang efektif dan efisien.
2. Sedangkan
American Institute of Certified Public Accountant /AICPA :
“Management audit is a systematic review of an organization’s activities or of a stipulated segment of them, in relation to specified objectives for the purpose of :
“Management audit is a systematic review of an organization’s activities or of a stipulated segment of them, in relation to specified objectives for the purpose of :
·
assesing performance
·
identifying opportunities for
improvement
·
developing recommendations for improvement
or further action”
Definisi
tersebut dalam terjemahannya adalah pemeriksaan
manajemen adalah suatu penelaahan yang sistematis terhadap aktivitas
suatu organisasi, atau suatu segmen tertentu daripadanya, dalam hubungannya
dengan tujuan tertentu, dengan maksud untuk :
·
Menilai kegiatan
·
Mengidentifikasikan berbagai kesempatan
untuk perbaikan
·
Mengembangkan rekomendasi bagi perbaikan
atau tindakan lebih lanjut.
Dari
definisi yang dikumpulkan maka diperoleh beberapa karakteristik pemeriksaan manajemen
yaitu :
a) Memberikan
informasi tentang efektifitas , efisiensi dan ekonomisasi operasional
perusahaan kepada manajemen.
b) Penilaian
efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi didasarkan pada standar-standar
tertentu.
c) Audit
diarahkan kepada operasional sebagian atau seluruh struktur organisasi.
d) Hasil
audit manajemen berupa rekomendasi perbaikan kepada manajemen.
Auditing Operasional
Audit operasional
sering disebut audit manajemen, audit prestasi, audit sistem dan audit efisiensi.
Menurut para ahli audit operasional :
1) Nugroho
Widjayanto(1985;15), dikemukakan definisi audit operasional yaitu : Audit
operasional adalah suatu audit yang tujuannya menilai organisasi dan efisiensi
manajemen dari suatu perusahaan atau bagian dari suatu perusahaan. Audit
seperti ini dapat juga dipandang sebagai suatu bentuk kritik membangun disertai
dengan pemberian rekomendasi.
2) Arens
dan Loebbecke (1997;4) adalah : An
operational audits is a review of any part of organization’s operating
procedures and methods for the purpose of evaluating efficiency and
effectiveness. At the completion of an operational audit, recommendations to
management for improving operations are normally expected.
Kita
dapat melihat bahwa pada prinsipnya audit operasional dilakukan untuk menilai
dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan objek yang diaudit sehingga
jika ada suatu masalah yang timbul dapat segera diidentifikasi untuk dicari
pemecahannya. Pada tahap akhir, auditor operasional diharapkan dapat memberi
saran atau rekomendasi tetang pemecahan masalah, namun wewenang dan tanggung
jawab pelaksanaan tindakan koreksi tersebut tetap terletak pada pihak manajemen
perusahaan. Jadi inti dari konsep audit operasional didasarkan atas pemikiran
bahwa seiring dengan semakin luas dan kompleks lingkup kegiatan perusahaan,
pemilik tidak dapat mengawasi secara langsung seluruh operasi kegiatan
perusahaannya maka pemilik akan membutuhkan suatu sistem yang dapat mendeteksi
berbagai masalah yang merugikan perusahaan agar dapat segera dicari jalan
pemecahannya. Audit operasional dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan
atau pemilik untuk membantu mereka dalam mempertahankan efisiensi dan
efektivitas kegiatan perusahaan semakin kompleks.
Pelaksanaan audit operasional tidak
terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya, seperti waktu, biaya,
dan keahlian auditor yang diperlukan. Auditor operasional tidak dapat
memecahkan semua masalah tapi hanya
membantu memecahkan masalah yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam kegiatan
objek yang diaudit. Audit operasional digambarkan sebagi review (kaji ulang)
terhadap prosedur dan metode operasi perusahaan dengan tujuan untuk menilai
efisiensi dan efektivitasnya. Audit terhadap efektivitas pengendalian
internalal juga merupakan bagian dari audit ini jika tujuannya untuk membantu
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya secara lebih efisien dan efektif.
Tujuan Audit Operasional
Audit operasional bertujuan untuk
menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas objek yang diperiksa dengan
membuat saran-saran tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih hemat, lebih
efisien, dan lebih efektif. Hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada
ketentuan yang berlaku, efisiensi, dan efektivitas objek yang diperiksa dalam
mengelola dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas.
Ø
Manfaat dan Keterbatasan Audit Operasional
Menurut Nugroho Widjayanto (1985;28-29), manfaat yang dapat diperoleh
dari audit operasional adalah sebagai berikut :
a) Identifikasi tujuan, kebijakan, sasaran, dan
prosedur organisasi yang sebelumnya tidak jelas.
b)
Identifikasi
kriteria yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan organisasi dan menilai kegiatan manajemen.
c)
Evaluasi yang
independen dan objektif atas suatu kegiatan tertentu. Penetapan apakah
organisasi sudah mematuhi prosedur, peraturan,kebijakan, serta tujuan yang
telah ditetapkan.
d)
Penetapan efektivitas dan
efisiensi sistem pengendalian manajemen.
e)
Penetapan tingkat keandalan
(reliability) dan kemanfaatan (usefullness) dari berbagai laporan keuangan.
f)
Identifikasi daerah-daerah
permasalahan dan mungkin juga penyebabnya.
g)
Identifikasi berbagai kesempatan yang dapat
dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan laba, mendorong pendapatan, dan mengurangi biaya atau
hambatan dalam organisasi.
h)
Identifikasi berbagai tindakan alternatif
dalam berbagai daerah kegiatan.
Penentuan Kriteria Audit Operasional
Salah satu kesulitan yang umumnya dihadapi dalam audit
operasional adalah menentukan kriteria untuk mengevaluasi apakah efisiensi dan
efektivitas telah tercapai. Di dalam audit keuangan, Standar Akuntansi Keuangan
merupakan kriteria umum untuk mengevaluasi kewajaran penyajian laporan
keuangan, dalam audit operasional tidak ada kriteria standar yang dapat
digunakan sebagai pedoman.
Menurut Arens dan
Loebbecke (1997; 797), ada beberapa sumber kriteria yang dapat digunakan,
yaitu :
a)
Historical Performance
Historical performance merupakan kriteria yang didasarkan pada hasil aktual dari periode
(atau audit) sebelumnya. Hal ini dilaksanakan untuk membandingkan apakah
prestasi kerja periode sekarang lebih baik atau lebih buruk dibandingkan dengan prestasi kerja periode
sebelumnya. Keuntungan penggunaan kriteria ini adalah kemudahan untuk
menerapkannya. Kerugiannya adalah tidak dapat memberikan gambaran apakah
perusahaan tersebut benar-benar berjalan
dengan baik atau sebaliknya.
b)
Benchmarking
Benchmarking merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai
oleh entitas yang sama dalam organisasi secara keseluruhan atau di luar
organisasi. Data prestasi dari entitas yang dibandingkan merupakan sumber yang
baik untuk kriteria dalam benchmarking.
c)
Engineered Standards
Engineered standards merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan standar teknik,
seperti time and motion study untuk
menetukan banyaknya output yang harus diproduksi. Penggunaan kriteria ini
efektif untuk menyelesaikan brbagai masalah operasional yang penting, tetapi
pembuatan kriteria ini memerlukan keahlian yang khusus sehingga memakan banyak
waktu dan biaya yang cukup tinggi.
d)
Discussion and Agreement
Discussion and Agreement merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan
kesepakatan bersama antara pihak manajemen dari entitas yang akan di audit,
auditor operasional, dan pihak yang akan menerima laporan hasil audit
operasional. Kriteria ini umum digunakan karena pembuatan kriteria yang lalu
sering kali sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi.
Tahap-Tahap Audit Manajemen Menurut Ahli
1) Menurut
Hamilton (1986:5)1.
a)
Definisi ruang lingkup pekerjaan
Management audit bisa
dilakukan dalam lingkup yang umum dan audit akan meliputi suatu penilaian
terinci atas tiap-tiap aspek operasional organisasi. Management audit juga bisa
dilakukan atas suatu masalah tertentu untuk mencari bukti-bukti yang menjadi
penyebabnya serta merekomendasikan tindakan koreksi tertentu.Perencanaan,
persiapan dan organisasi Ketika suatu lingkup pekerjaan sudah ditentukan, tim
audit akan membuat suatu tindakan perencanaan atas pelaksaanaan pekerjaan.
Perencanaan meliputi langkah-langkah yang harus dilakukan dan estimasi waktu
yang diperlukan untuk mencapai setiap tahap pekerjaan. Tiap sumber bukti yang
berkaitan dengan area yang diperiksa harus dianalisa secara mendalam dan terus
diperbaharui.
b)
Pengumpulan fakta dan dokumentasi
informasi terbaru
Pada tahap ini
dilakukan pengumpulan informasi data yang berkaitan dengan area lingkup
pekerjaan yang ditentukan. Data bisa diperoleh dari surat menyurat, kebijakan
dan prosedur, serta semua informasi informal lainnya yang bisa diperoleh secara
langsung dari karyawan lewat wawancara.
c)
Riset dan analisa
Tahap ini merupakan
tahap yang paling penting dalam proses management audit. Pada tahap ini
dilakukan pengumpulan bukti dan fakta-fakta yang dianggap penting dalam
mendukung laporan akhir yang akan diserahkan kepada top manajemen.
d)
Laporan
Tahap ini meliputi ringkasan atas pekerjaan yang dilakukan, gambaran mengenai ruang lingkup pekerjaan, rincian mengenai temuan-temuan utama dan diskusi mengenai alternatif-alternatif yang dapat digunakan top manajemen untuk mengurangi permasalahan yang ada.
Tahap ini meliputi ringkasan atas pekerjaan yang dilakukan, gambaran mengenai ruang lingkup pekerjaan, rincian mengenai temuan-temuan utama dan diskusi mengenai alternatif-alternatif yang dapat digunakan top manajemen untuk mengurangi permasalahan yang ada.
2)
Menurut Leo herbert yang dikutip oleh
Agoes (1996:176)
a.
Prelimenary Survey (Survei Pendahuluan).
Tujuan dari survey pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar
belakang, dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek organisasi,
kegiatan, program, atau sistem yang dipertimbangkan untuk diperiksa, agar dapat
diperoleh pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek pemeriksaan.
b.
Review and Testing of Management Control
System (Penelaahan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen). Tahap ini
dimaksudkan untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari tentative
audit objective (tujuan pemeriksaan sementara), yaitu criteria, causes dan
effects, dengan melakukan pengetesan terhadap transaksi-transaksi perusahaan
yang berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen dan untuk memastikan bahwa
bukti-bukti yang diperoleh dari perusahaan adalah kompeten jika audit diperluas
dalam detailed examination (pengujian terinci). Criteria merupakan standar yang
harus dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan, causes adalah
tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku, dan effects adalah
akibat dari tindakan-tindakan menyimpang dari standar yang berlaku.
c.
Detailed Examination (Pengujian Terinci)
Pada tahap ini auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, kompeten,
material dan relevan untuk dapat menentukan tindakan-tindakan apa saja yang
dilakukan manajemen dan pegawai perusahaan yang merupakan
penyimpangan-penyimpangan terhadap criteria dalam firm audit objective (tujuan
pemeriksaan yang pasti), dan bagaimana effects dari penyimpangan-penyimpangan
tersebut dan besar kecilnya effects tersebut yang menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.
d.
Report Development (Pengembangan
Laporan) Temuan audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran dan harus
direview oleh audit manager sebelum didiskusikan dengan auditee. (sebaiknya
secara tertulis).
Audit Objektif Dalam Management Audit
Setelah
melakukan preliminiray survey, auditor harus menentukan tentative audit
objektivnya, kemudian melakuakan review and testing of management control
system untuk memastikan apakah tentative audit objektif (tujuan pemeriksaan
yang sementara ) dapat dijadikan firm audit objektive (tujuan pemeriksaan yang
pasti ). Jika ternyata tentative audit objektive tidak dapat dijadikan firm
audit objektif, misalnya karena tidak di dukung oleh bukti-bukti yang kompeten,
maka auditor harus menentukan atau mencari tentative audit obejektif yang lain.
Audit objektif dalam manajemen audit mencakup tiga elemen yaitu :
1)
Criteria
Merupakan standar yang harus di patuhi setiap bagian dalam
perusahaan. Standar bisa berupa kebijakan yng telah ditetapkan managemen,
kebijakan perusahaan sejenis atau kebijakan industri, dan peraturan pemerintah.
2)
Causes
Adalah tindakan-tindakan yang dilakukan manajemen atau
pegawai perusahaan termasuk tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan untuk
memenuhi criteria tetapi tidak dilakukan menejemen atau pegawai perusahaan.
3)
Effetcs
Adalah akibat tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar
yang berlaku.
Audit Program Dalam Mangement Audit
Dalam
melaksanakan manjemen audit, auditor banyak menggunakan audit program dalam
bentuk questionnaires. Questionnaires tersebut dikelompokkan untuk
masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan. dari jawaban-jawaban
questionnaires tersebut setelah dikonfirmasi dengan pengecekkan di lapangan dan
pemeriksaan bukti-bukti secara sampling dan diskusi dengan bagian yang terkait,
auditor bisa menyimpulkan mengenai efektifitas , efesiensi, dan keekonomisan
dari kegiatan masing-masing fungsi dalam perusahaan.
Contoh Laporan Audit Manajemen
Medan, 08 Juni 2012
No. : 025/ KAP/ XI/ 2012
Lampiran : 3 Eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit
Manajemen
Kepada Yth,
Direktur PT. Aminuddin Djarum
Di Medan
Kami telah melakukan audit atas
Manajemen Penjualan dan Pemasaran pada PT. Aminuddin Djarum untuk periode tahun
2010/ 2011. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan
pendapat atas Laporan Keungan tersebut.
Audit kami hanya mencakup bidang
Manajemen Penjualan dan Pemasaran yang dimiliki (terjadi pada) Perusahaan.
Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi
(daya guna), dan efektivitas (hasil guna).
Manajemen Penjualan dan Pemasaran
yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan pelayanan yang
ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat
dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi
dengan lebih ekonomis, efisien dan lebih efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam
bentuk laporan audit yang meliputi :
BAB
I
: Informasi Latar Belakang
BAB
II :
Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
BAB
III : Rekomendasi
BAB
IV : Ruang Lingkup
Audit
Dalam melaksanakan audit, kami telah
memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak baik
jajaran Direksi maupun Staff yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini.
Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin
dengan baik ini.
Kantor Akuntan Publik
Nuda Kartika dan Rekan
Nuda Kartika Harahap, SE.,Ak.CPA
Bab
I
Informasi
Latar Belakang
PT. Aminuddin Djarum (selanjutnya
disebut “Perusahaan”) yang ber-lokasi di Jl. Ali bin Abi Thalib No. 50 Medan,
didirikan pada tanggal 10 Maret 2008 oleh para pendiri yang terdiri atas :
1. Ir. Lisna
2. Ainul Yaqin
3. Amin Sentosa, SE
4. Doharni Soraya
5 Dewi Maharani
PT. Aminuddin Djarum adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, produk yang dihasilkan berupa
rokok dalam negri yang berkualitas Internasional. Tujuan dari didirikannya
Perusahaan adalah untuk mengembangkan produk Indonesia di dalam maupun di luar
Negara Indonesia dan juga untuk memperoleh keuntungan, dengan hasil produksi
yang baik, bermutu dan juga berkualitas.
Proses Produksi untuk menghasilkan
tiap batangan rokok terdiri dari 2 tahap :
1. Bahan baku berupa pohon diambil dari
supplier, kemudian bahan baku diolah menjadi serbuk rokok menggunakan mesin
pabrik.
2. Pengolahan serbuk rokok menjadi
batangan rokok yang dilakukan oleh karyawan .
Susunan Direksi Perusahaan, sebagai
berikut :
Direktur
Utama
: Ir. Lisna
Direktur Umum dan
Keuangan
: Ainul Yaqin
Sedangkan Tujuan Dilakukannya Audit,
adalah untuk :
1. Menilai kecukupan prosedur Manajemen
Penjualan yang digunakan dalam meningkatkan penjualan.
2. Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan
efektivitas Manajemen Penjualan yang dimiliki perusahaan.
3. Memberikan berbagai saran perbaikan
dan kelembagan Manajemen Penjualan yang ditemukan.
Bab
II
Kesimpulan
Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami
peroleh selama berlangsungnya audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
A. Kondisi
1. Terjadinya penurunan tingkat
penjualan pada Triwulan II dan Triwulan III, masing-masing sebesar 75% dan 30%.
Hal ini merupakan masalah Perusahaan.
2. Karyawan yang bekerja pada Manajemen
Penjualan dan Pemasaran berjumlah 200 orang. Jumlah itu cukup besar dan
seharusnya sangat berpeluang untuk meningkatkan penjualan perusahaan.
3. Masalah utama pada Manajemen
Penjualan dan Pemasaran yaitu mengenai karyawan, diantaranya:
A. Pada saat peneriman karyawan di
bagian Manajemen Pemasaran, karyawan yang diterima tidak diuji dan tidak
dipilih secara selektif.
B. Karyawan yang diterima untuk tamatan
SLTA, tidak diperhatikan bidang ilmunya.
C. Sebesar 80% karyawan yang diterima
belum pernah bekerja atau tidak pernah memiliki pengalaman kerja sama sekali.
D. Karyawan di bagian Manajemen
Penjualan dibebaskan dalam bekerja, tidak diawasi sama sekali dan hanya
dibebani target-target tertentu yang harus mereka capai.
E. Karyawan di bagaian Penjualan dan
Pemasaran hanya diberikan uang makan sebesar Rp.15,000 per hari.
B. Kriteria
1. Adanya pendekatan hubungan antara
Perusahaan dengan Karyawan di bagian Manjemen Penjualan dan Pemasaran. Hal ini
menjadi sangat penting karena berkaitan dengan masalah utama perusahaan yaitu
menurunnya tingkat Penjualan yang cukup tinggi.
2. Perusahaan harus mengadakan
pelatihan terhadap 200 karyawannya agar kapasitas karyawan (input) sebanding
dengan tingkat penjualan (output).
3. Perusahaan harus lebih berhati-hati
lagi dalam menerima calon karyawan.
4. Perusahaan harus mengadakan seleksi
yang cukup selektif untuk penerimaan calon pegawai, meliputi :
A. Bagi calon pegawai tamatan SLTA
harus diperhatikan bidang studi nya, harus berkaitan dengan pemasaran dan
penjualan pada suatu perusahaan
B. Calon karyawan juga harus memiliki
pengalaman kerja, khususnya di bidan penjualan maupun pemasaran.
C. Karyawan di bagian penjualan harus
diperhatikan proses kerja dan hasil kerjanya, agar mereka tidak semena-mena
dalam bekerja, dan tidak hanya terfokus pada target / pencapain saja, biaya
yang dikeluarkan juga sangat perlu diperhatikan.
D. Manajer di bagian Penjualan dan
Pemasaran harus melakukan pendekatan terhadap para karyawannya. Mereka harus
mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan karyawannya.
E. Manajer Perusahaan harus menjalin
hubungan yang baik dengan para karyawan, karyawan yang bekerja harus diberi
apresiasi seperti adanya tambahan gaji lembur, adanya peningkatan karir bagi
karyawan yang baik dan berprestasi. Hal ini akan meningkatkan motivasi dan
kinerja karyawan.
F. Uang makan menjadi salah satu
masalah apresasi terhadap karyawan di bagian Pemasaran dan Penjualan. Manajer
harus memberikan uang makan yang sebenarnya dibutuhkan karyawan.
G. Perusahaan harus memiliki
perencanaan penjualan agar kapasitas mesin dapat digunakan semaksimal mungkin.
10.
Perusahaan harus memiliki perencanaan penjualan yang baik, agar penggunaan SDM
juga dapat secara maksimal.
11.
Perusahaaan memerlukan sebuah Sistem Informasi Manajemen dalam hal
Pemasaran dan Penjualan agar karyawan dapat bekerja dengan mudah dan tersistem
dengan baik.
C. Penyebab
1. Kurang lakunya produk yang dijual
karena ketidaktahuan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
2. Kurang maksimalnya kinerja karyawan
dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai bidang penjualan dan pemasaran.
3. Tidak terjalinnya hubungan yang
cukup dekat antara manajer dan karyawan, sehingga para Manajer kurang tau apa
yang sebenarnya karyawan inginkan.
4. Tidak dilakukannya pelatihan
terhadap karyawan sehingga karyawan belum mengetahui secara maksimal cara-cara
mendapatkan dan mempertahankan pelanggan.
5. Belum ada perencanaan penjualan yang
baik yang dapat diinformasikan kepada seluruh karyawan.
6. Perusahaan belum memliki system manajemen
penjualan dan pemasaran yang baik.
D. Akibat
1. Kurangnya jumlah konsumen yang
berminat terhadap produk yang ditawarkan.
2. Tidak setianya konsumen terhadap
produk perusahaan dikarenakan karyawan pemasaran kurang pintar mempertahankan
konsumen.
3. Terjadinya penurunan tingkat
penjualan pada Triwulan II dan Triwulan III, masing-masing sebesar 75% dan 30%.
Hal ini merupakan masalah Perusahaan.
Pejabat yang Bertanggungjawab :
Direktur Administrasi dan Keuangan,
ttd
Ainul Yaqin
Bab
III
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan
beberapa kelemahan yang harus segera menjadi perhatian pihak manajemen di masa
yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yakni :
1. Kelemahan yang terjadi pada sistem
dan prosedur penjualan dan pemasaran yang dimiliki oleh Perusahaan.
2. Kelemahan yang terjadi karena kurang
terlatihnya karyawan di bagian penjualan dan pemasaran dalam melakukan proses
menjual dan memasarkan barang.
Atas
keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi
atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan
tersebut.
Rekomendasi
:
1. Perusahaan harus memiliki system dan
prosedur promosi yg lebih luas, cth: lewat iklan di berbagai media sehingga
masyarakat lebih mengenal produk rokok yang ditawarkan.
2. Karyawan yang bertugas untuk
melakukan proses penjualan dan pemasaran harus mendapatkan pelatihan yang
memadai untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Perusahaan harus membuat kebijakan
dan peraturan yang cukup untuk menjadi dasar dalam Sistem Penjualan dan
Pemasaran, baik dalam menentukan perencanaan, anggaran, target penjualan, laba
minimum, biaya promosi dan target perusahaan.
Keputusan untuk melakukan perbaikan
atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada pihak manajemen, tetapi jika kelemahan
ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih
buruk lagi pada Sistem Penjualan dan Pemasaran Perusahaan di masa yang akan
datang.
Bab
IV
Ruang
Lingkup Audit
Sesuai
dengan penugasan yg kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah
Sistem Manajemen Penjualan dan Pemasaran PT. Aminuddin Djarum untuk periode
tahun 2010/ 2011. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan Manajemen Penjualan
dan Pemasaran, Sistem Perencanaan Anggaran Penjualan, dan aktivitas Sistem
Penjualan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
Audit manajemen adalah
investigasi dari suatu organisasi dalam semua aspek kegiatan manajemen dari
yang paling tinggi sampai dengan ke bawah dan pembuatan laporan audit mengenai
efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya.
Audit manajemen seringkali diartikan
sama dengan audit operasional. Pengertian sederhana dari audit manajemen adalah
investigasi dari suatu organisasi dalam semua aspek kegiatan manajemen dari
yang paling tinggi sampai dengan ke bawah dan pembuatan laporan audit mengenai
efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian,
Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta:
Penerbit ErlanggaMardiasmo. 2002.
Ikatan Akuntansi Indonesia, Kompartemen
Akuntan Publik . Standar Profesional
Akuntan Publik per 1 januari 2001. Jakarta : PT. Salemba Empat,2001.
Mulyadi. Auditing. Edisi ke-6, Jakarta :
PT. Salemba Empat, 2002.
Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3,
Jakarta : PT. Salemba Empat, 2001.
Sumber lain:
http://kartikaharahap.wordpress.com/2012/06/25/contoh-laporan-audit-manajemen-promosi-dan-penjualan/
0 galau-ers:
Post a Comment