Makalah Manajemen Audit

on 24/04/2014

BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang


Modern Auditing saat ini penekanannya lebih pada pada pemeriksaan internal yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi organisasi secara keseluruhan. Hal ini dilakukan secermat mungkin agar area-area kelemahan bisa diidentifikasi, untuk kemudian ditunjukkan kepada manajemen, dan selanjutnya ditawarkan rekomendasi untuk mempercepat proses perkembangan manajemen. Management audit merupakan konsep yang digunakan untuk maksud tersebut.
 Management audit digunakan untuk memastikan seberapa baik manajemen, baik dalam hubungan eksternalnya dengan pihak luar maupun efisiensi internalnya. Pemeriksaan dilakukan terhadap smoothness organisasi, mulai dari level teratas sampai level terbawah. Dengan demikian, hampir setiap aspek manajemen diperiksa, dan rekomendasi yang ditawarkan diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan profitabilitas (Batra, 1997).












BAB II
PEMBAHASAN


MANAGEMENT AUDIT


Pengertian Management Audit

Audit manajemen seringkali diartiksan sama dengan audit operasional. Pengertian sederhana dari audit manajemen adalah investigasi dari suatu organisasi dalam semua aspek kegiatan manajemen dari yang paling tinggi sampai dengan ke bawah dan pembuatan laporan audit mengenai efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya. Sedangkan pengertian sederhana audit operasional adalah uraian aktifitas perusahaan yang sistematis dalam hubungannya dengan tujuan untuk melihat, mengidentifikasikan peluang perbaikan, atau mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan. Jelas kedua pengertian serupa karena pemeriksaan manajemen dilakukan saat manajemen beroperasi.
Pengertian managemen audit tersirat dalam definisi kalangan akademisi. Berikut beberapa definisi menurut :
1.      Holmes dan Overmyer (1975) : “The management audit means the examination and evaluation of all information gathering functions and all phases of management functions and activities, in order to ascertain if operating are conducted in a effective and efficient manner.” Definisi di atas dalam terjemahannya sebagai berikut : Manajemen audit mencakup penelitian dan evaluasi atas semua fungsi dari Manajemen, untuk memastikan bahwa pelaksanaan operasi perusahaan telah dijalankan dengan cara yang efektif dan efisien.
2.      Sedangkan American Institute of Certified Public Accountant /AICPA :
“Management audit is a systematic review of an organization’s activities or of a stipulated segment of them, in relation to specified objectives for the purpose of :
·         assesing performance
·         identifying opportunities for improvement
·         developing recommendations for improvement or further action”

Definisi tersebut dalam terjemahannya adalah pemeriksaan manajemen adalah suatu penelaahan yang sistematis terhadap aktivitas suatu organisasi, atau suatu segmen tertentu daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu, dengan maksud untuk :
·         Menilai kegiatan
·         Mengidentifikasikan berbagai kesempatan untuk perbaikan
·         Mengembangkan rekomendasi bagi perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Dari definisi yang dikumpulkan maka diperoleh beberapa karakteristik pemeriksaan manajemen yaitu :
a)      Memberikan informasi tentang efektifitas , efisiensi dan ekonomisasi operasional perusahaan kepada manajemen.
b)      Penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi didasarkan pada standar-standar tertentu.
c)      Audit diarahkan kepada operasional sebagian atau seluruh struktur organisasi.
d)     Hasil audit manajemen berupa rekomendasi perbaikan kepada manajemen.

Auditing Operasional

Audit operasional sering disebut audit manajemen, audit prestasi, audit sistem dan audit efisiensi. Menurut para ahli audit operasional :
1)      Nugroho Widjayanto(1985;15), dikemukakan definisi audit operasional yaitu : Audit operasional adalah suatu audit yang tujuannya menilai organisasi dan efisiensi manajemen dari suatu perusahaan atau bagian dari suatu perusahaan. Audit seperti ini dapat juga dipandang sebagai suatu bentuk kritik membangun disertai dengan pemberian rekomendasi.
2)      Arens dan Loebbecke (1997;4) adalah : An operational audits is a review of any part of organization’s operating procedures and methods for the purpose of evaluating efficiency and effectiveness. At the completion of an operational audit, recommendations to management for improving operations are normally expected.
Kita dapat melihat bahwa pada prinsipnya audit operasional dilakukan untuk menilai dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan objek yang diaudit sehingga jika ada suatu masalah yang timbul dapat segera diidentifikasi untuk dicari pemecahannya. Pada tahap akhir, auditor operasional diharapkan dapat memberi saran atau rekomendasi tetang pemecahan masalah, namun wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan tindakan koreksi tersebut tetap terletak pada pihak manajemen perusahaan. Jadi inti dari konsep audit operasional didasarkan atas pemikiran bahwa seiring dengan semakin luas dan kompleks lingkup kegiatan perusahaan, pemilik tidak dapat mengawasi secara langsung seluruh operasi kegiatan perusahaannya maka pemilik akan membutuhkan suatu sistem yang dapat mendeteksi berbagai masalah yang merugikan perusahaan agar dapat segera dicari jalan pemecahannya. Audit operasional dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan atau pemilik untuk membantu mereka dalam mempertahankan efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan semakin kompleks.
Pelaksanaan audit operasional tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya, seperti waktu, biaya, dan keahlian auditor yang diperlukan. Auditor operasional tidak dapat memecahkan  semua masalah tapi hanya membantu memecahkan masalah yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam kegiatan objek yang diaudit. Audit operasional digambarkan sebagi review (kaji ulang) terhadap prosedur dan metode operasi perusahaan dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya. Audit terhadap efektivitas pengendalian internalal juga merupakan bagian dari audit ini jika tujuannya untuk membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya secara lebih efisien dan efektif.

Tujuan Audit Operasional

Audit operasional bertujuan untuk menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas objek yang diperiksa dengan membuat saran-saran tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih hemat, lebih efisien, dan lebih efektif. Hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada ketentuan yang berlaku, efisiensi, dan efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas.



Ø  Manfaat dan Keterbatasan Audit Operasional
         Menurut Nugroho Widjayanto (1985;28-29), manfaat yang dapat diperoleh dari audit operasional adalah sebagai berikut :
a)      Identifikasi tujuan, kebijakan, sasaran, dan prosedur organisasi yang sebelumnya tidak jelas.  
b)      Identifikasi kriteria yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat tercapainya  tujuan organisasi  dan menilai kegiatan manajemen.
c)      Evaluasi yang independen dan objektif atas suatu kegiatan tertentu. Penetapan apakah organisasi sudah mematuhi prosedur, peraturan,kebijakan, serta tujuan yang telah ditetapkan.
d)     Penetapan efektivitas dan efisiensi sistem pengendalian manajemen.
e)      Penetapan tingkat keandalan (reliability) dan kemanfaatan (usefullness) dari berbagai laporan keuangan.
f)       Identifikasi daerah-daerah permasalahan dan mungkin juga penyebabnya.
g)      Identifikasi berbagai kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan laba, mendorong pendapatan, dan mengurangi biaya atau hambatan dalam organisasi.
h)      Identifikasi berbagai tindakan alternatif dalam berbagai daerah kegiatan.

Penentuan Kriteria Audit Operasional

Salah satu kesulitan yang umumnya dihadapi dalam audit operasional adalah menentukan kriteria untuk mengevaluasi apakah efisiensi dan efektivitas telah tercapai. Di dalam audit keuangan, Standar Akuntansi Keuangan merupakan kriteria umum untuk mengevaluasi kewajaran penyajian laporan keuangan, dalam audit operasional tidak ada kriteria standar yang dapat digunakan sebagai pedoman.
         Menurut Arens dan Loebbecke (1997; 797), ada beberapa sumber kriteria yang dapat digunakan, yaitu :
a)      Historical Performance
Historical performance merupakan kriteria yang didasarkan pada hasil aktual dari periode (atau audit) sebelumnya. Hal ini dilaksanakan untuk membandingkan apakah prestasi kerja periode sekarang lebih baik atau lebih buruk  dibandingkan dengan prestasi kerja periode sebelumnya. Keuntungan penggunaan kriteria ini adalah kemudahan untuk menerapkannya. Kerugiannya adalah tidak dapat memberikan gambaran apakah perusahaan tersebut benar-benar  berjalan dengan baik atau sebaliknya.
b)      Benchmarking
Benchmarking merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai oleh entitas yang sama dalam organisasi secara keseluruhan atau di luar organisasi. Data prestasi dari entitas yang dibandingkan merupakan sumber yang baik untuk kriteria dalam benchmarking.
c)      Engineered Standards
Engineered standards merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan standar teknik, seperti time and motion study untuk menetukan banyaknya output yang harus diproduksi. Penggunaan kriteria ini efektif untuk menyelesaikan brbagai masalah operasional yang penting, tetapi pembuatan kriteria ini memerlukan keahlian yang khusus sehingga memakan banyak waktu dan biaya yang cukup tinggi.     
d)     Discussion and Agreement
Discussion and Agreement merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan bersama antara pihak manajemen dari entitas yang akan di audit, auditor operasional, dan pihak yang akan menerima laporan hasil audit operasional. Kriteria ini umum digunakan karena pembuatan kriteria yang lalu sering kali sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi.

Tahap-Tahap Audit Manajemen Menurut Ahli

1)      Menurut Hamilton (1986:5)1.
a)      Definisi ruang lingkup pekerjaan 
Management audit bisa dilakukan dalam lingkup yang umum dan audit akan meliputi suatu penilaian terinci atas tiap-tiap aspek operasional organisasi. Management audit juga bisa dilakukan atas suatu masalah tertentu untuk mencari bukti-bukti yang menjadi penyebabnya serta merekomendasikan tindakan koreksi tertentu.Perencanaan, persiapan dan organisasi Ketika suatu lingkup pekerjaan sudah ditentukan, tim audit akan membuat suatu tindakan perencanaan atas pelaksaanaan pekerjaan. Perencanaan meliputi langkah-langkah yang harus dilakukan dan estimasi waktu yang diperlukan untuk mencapai setiap tahap pekerjaan. Tiap sumber bukti yang berkaitan dengan area yang diperiksa harus dianalisa secara mendalam dan terus diperbaharui.
b)      Pengumpulan fakta dan dokumentasi informasi terbaru
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi data yang berkaitan dengan area lingkup pekerjaan yang ditentukan. Data bisa diperoleh dari surat menyurat, kebijakan dan prosedur, serta semua informasi informal lainnya yang bisa diperoleh secara langsung dari karyawan lewat wawancara.
c)      Riset dan analisa
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam proses management audit. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bukti dan fakta-fakta yang dianggap penting dalam mendukung laporan akhir yang akan diserahkan kepada top manajemen.
d)     Laporan
Tahap ini meliputi ringkasan atas pekerjaan yang dilakukan, gambaran mengenai ruang lingkup pekerjaan, rincian mengenai temuan-temuan utama dan diskusi mengenai alternatif-alternatif yang dapat digunakan top manajemen untuk mengurangi permasalahan yang ada. 
2)        Menurut Leo herbert yang dikutip oleh Agoes (1996:176)
a.       Prelimenary Survey (Survei Pendahuluan). Tujuan dari survey pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar belakang, dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek organisasi, kegiatan, program, atau sistem yang dipertimbangkan untuk diperiksa, agar dapat diperoleh pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek pemeriksaan.
b.      Review and Testing of Management Control System (Penelaahan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen). Tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari tentative audit objective (tujuan pemeriksaan sementara), yaitu criteria, causes dan effects, dengan melakukan pengetesan terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen dan untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang diperoleh dari perusahaan adalah kompeten jika audit diperluas dalam detailed examination (pengujian terinci). Criteria merupakan standar yang harus dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan, causes adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku, dan effects adalah akibat dari tindakan-tindakan menyimpang dari standar yang berlaku.
c.       Detailed Examination (Pengujian Terinci) Pada tahap ini auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, kompeten, material dan relevan untuk dapat menentukan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan manajemen dan pegawai perusahaan yang merupakan penyimpangan-penyimpangan terhadap criteria dalam firm audit objective (tujuan pemeriksaan yang pasti), dan bagaimana effects dari penyimpangan-penyimpangan tersebut dan besar kecilnya effects tersebut yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
d.      Report Development (Pengembangan Laporan) Temuan audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran dan harus direview oleh audit manager sebelum didiskusikan dengan auditee. (sebaiknya secara tertulis).


Audit Objektif Dalam Management Audit

Setelah melakukan preliminiray survey, auditor harus menentukan tentative audit objektivnya, kemudian melakuakan review and testing of management control system untuk memastikan apakah tentative audit objektif (tujuan pemeriksaan yang sementara ) dapat dijadikan firm audit objektive (tujuan pemeriksaan yang pasti ). Jika ternyata tentative audit objektive tidak dapat dijadikan firm audit objektif, misalnya karena tidak di dukung oleh bukti-bukti yang kompeten, maka auditor harus menentukan atau mencari tentative audit obejektif yang lain. Audit objektif dalam manajemen audit mencakup tiga elemen yaitu :
1)      Criteria
Merupakan standar yang harus di patuhi setiap bagian dalam perusahaan. Standar bisa berupa kebijakan yng telah ditetapkan managemen, kebijakan perusahaan sejenis atau kebijakan industri, dan peraturan pemerintah.
2)      Causes
Adalah tindakan-tindakan yang dilakukan manajemen atau pegawai perusahaan termasuk tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi criteria tetapi tidak dilakukan menejemen atau pegawai perusahaan.
3)      Effetcs
Adalah akibat tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku.

Audit Program Dalam Mangement Audit

Dalam melaksanakan manjemen audit, auditor banyak menggunakan audit program dalam bentuk questionnaires. Questionnaires tersebut dikelompokkan untuk masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan. dari jawaban-jawaban questionnaires tersebut setelah dikonfirmasi dengan pengecekkan di lapangan dan pemeriksaan bukti-bukti secara sampling dan diskusi dengan bagian yang terkait, auditor bisa menyimpulkan mengenai efektifitas , efesiensi, dan keekonomisan dari kegiatan masing-masing fungsi dalam perusahaan.          


Contoh Laporan Audit Manajemen

Medan, 08 Juni 2012
No. : 025/ KAP/ XI/ 2012
Lampiran : 3 Eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen
Kepada Yth,
Direktur PT. Aminuddin Djarum
Di Medan
Kami telah melakukan audit atas Manajemen Penjualan dan Pemasaran pada PT. Aminuddin Djarum untuk periode tahun 2010/ 2011. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas Laporan Keungan tersebut.

Audit kami hanya mencakup bidang Manajemen Penjualan dan Pemasaran yang dimiliki (terjadi pada) Perusahaan. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil guna).
Manajemen Penjualan dan Pemasaran yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan pelayanan yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien dan lebih efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
BAB I              : Informasi Latar Belakang
BAB II             : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
BAB III           : Rekomendasi
BAB IV           : Ruang Lingkup Audit
Dalam melaksanakan audit, kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak baik jajaran Direksi maupun Staff yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini.
Kantor Akuntan Publik
Nuda Kartika dan Rekan
Nuda Kartika Harahap, SE.,Ak.CPA





Bab I
Informasi Latar Belakang
PT. Aminuddin Djarum (selanjutnya disebut “Perusahaan”) yang ber-lokasi di Jl. Ali bin Abi Thalib No. 50 Medan, didirikan pada tanggal 10 Maret 2008 oleh para pendiri yang terdiri atas :
1. Ir. Lisna
2. Ainul Yaqin
3. Amin Sentosa, SE
4. Doharni Soraya
5  Dewi Maharani
PT. Aminuddin Djarum adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, produk yang dihasilkan berupa rokok dalam negri yang berkualitas Internasional. Tujuan dari didirikannya Perusahaan adalah untuk mengembangkan produk Indonesia di dalam maupun di luar Negara Indonesia dan juga untuk memperoleh keuntungan, dengan hasil produksi yang baik, bermutu dan juga berkualitas.
Proses Produksi untuk menghasilkan tiap batangan rokok terdiri dari 2 tahap :
1.      Bahan baku berupa pohon diambil dari supplier, kemudian bahan baku diolah menjadi serbuk rokok menggunakan mesin pabrik.
2.      Pengolahan serbuk rokok menjadi batangan rokok yang dilakukan oleh karyawan .
Susunan Direksi Perusahaan, sebagai berikut :
Direktur Utama                                            : Ir. Lisna
Direktur Umum dan Keuangan                 : Ainul Yaqin


Sedangkan Tujuan Dilakukannya Audit, adalah untuk :
1.      Menilai kecukupan prosedur Manajemen Penjualan yang digunakan dalam  meningkatkan penjualan.
2.      Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas Manajemen Penjualan yang dimiliki perusahaan.
3.      Memberikan berbagai saran perbaikan dan kelembagan Manajemen Penjualan yang ditemukan.


Bab II
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama berlangsungnya audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
A. Kondisi
1.      Terjadinya penurunan tingkat penjualan pada Triwulan II dan Triwulan III, masing-masing sebesar 75% dan 30%. Hal ini merupakan masalah Perusahaan.
2.      Karyawan yang bekerja pada Manajemen Penjualan dan Pemasaran berjumlah 200 orang. Jumlah itu cukup besar dan seharusnya sangat berpeluang untuk meningkatkan penjualan perusahaan.
3.      Masalah utama pada Manajemen Penjualan dan Pemasaran yaitu mengenai karyawan, diantaranya:
A.    Pada saat peneriman karyawan di bagian Manajemen Pemasaran, karyawan yang diterima tidak diuji dan tidak dipilih secara selektif.
B.     Karyawan yang diterima untuk tamatan SLTA, tidak diperhatikan bidang ilmunya.
C.     Sebesar 80% karyawan yang diterima belum pernah bekerja atau tidak pernah memiliki pengalaman kerja sama sekali.
D.    Karyawan di bagian Manajemen Penjualan dibebaskan dalam bekerja, tidak diawasi sama sekali dan hanya dibebani target-target tertentu yang harus mereka capai.
E.     Karyawan di bagaian Penjualan dan Pemasaran hanya diberikan uang makan sebesar Rp.15,000 per hari.
B. Kriteria
1.      Adanya pendekatan hubungan antara Perusahaan dengan Karyawan di bagian Manjemen Penjualan dan Pemasaran. Hal ini menjadi sangat penting karena berkaitan dengan masalah utama perusahaan yaitu menurunnya tingkat Penjualan yang cukup tinggi.
2.      Perusahaan harus mengadakan pelatihan terhadap 200 karyawannya agar kapasitas karyawan (input) sebanding dengan tingkat penjualan (output).
3.      Perusahaan harus lebih berhati-hati lagi dalam menerima calon karyawan.
4.      Perusahaan harus mengadakan seleksi yang cukup selektif untuk penerimaan calon pegawai, meliputi :
A.    Bagi calon pegawai tamatan SLTA harus diperhatikan bidang studi nya, harus berkaitan dengan pemasaran dan penjualan pada suatu perusahaan
B.     Calon karyawan juga harus memiliki pengalaman kerja, khususnya di bidan penjualan maupun pemasaran.
C.     Karyawan di bagian penjualan harus diperhatikan proses kerja dan hasil kerjanya, agar mereka tidak semena-mena dalam bekerja, dan tidak hanya terfokus pada target / pencapain saja, biaya yang dikeluarkan juga sangat perlu diperhatikan.
D.    Manajer di bagian Penjualan dan Pemasaran harus melakukan pendekatan terhadap para karyawannya. Mereka harus mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan karyawannya.
E.     Manajer Perusahaan harus menjalin hubungan yang baik dengan para karyawan, karyawan yang bekerja harus diberi apresiasi seperti adanya tambahan gaji lembur, adanya peningkatan karir bagi karyawan yang baik dan berprestasi. Hal ini akan meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan.
F.      Uang makan menjadi salah satu masalah apresasi terhadap karyawan di bagian Pemasaran dan Penjualan. Manajer harus memberikan uang makan yang sebenarnya dibutuhkan karyawan.
G.    Perusahaan harus memiliki perencanaan penjualan agar kapasitas mesin dapat digunakan semaksimal mungkin.
10. Perusahaan harus memiliki perencanaan penjualan yang baik, agar penggunaan SDM juga dapat secara maksimal.
11.  Perusahaaan memerlukan sebuah Sistem Informasi Manajemen dalam hal Pemasaran dan Penjualan agar karyawan dapat bekerja dengan mudah dan tersistem dengan baik.
C. Penyebab
1.      Kurang lakunya produk yang dijual karena ketidaktahuan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
2.      Kurang maksimalnya kinerja karyawan dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai bidang penjualan dan pemasaran.
3.      Tidak terjalinnya hubungan yang cukup dekat antara manajer dan karyawan, sehingga para Manajer kurang tau apa yang sebenarnya karyawan inginkan.
4.      Tidak dilakukannya pelatihan terhadap karyawan sehingga karyawan belum mengetahui secara maksimal cara-cara mendapatkan dan mempertahankan pelanggan.
5.      Belum ada perencanaan penjualan yang baik yang dapat diinformasikan kepada seluruh karyawan.
6.      Perusahaan belum memliki system manajemen penjualan dan pemasaran  yang baik.

D. Akibat
1.      Kurangnya jumlah konsumen yang berminat terhadap produk yang ditawarkan.
2.      Tidak setianya konsumen terhadap produk perusahaan dikarenakan karyawan pemasaran kurang pintar mempertahankan konsumen.
3.      Terjadinya penurunan tingkat penjualan pada Triwulan II dan Triwulan III, masing-masing sebesar 75% dan 30%. Hal ini merupakan masalah Perusahaan.

Pejabat yang Bertanggungjawab :
Direktur Administrasi dan Keuangan,
ttd
Ainul Yaqin




Bab III
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus segera menjadi perhatian pihak manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yakni :
1.      Kelemahan yang terjadi pada sistem dan prosedur penjualan dan pemasaran yang dimiliki oleh Perusahaan.
2.      Kelemahan yang terjadi karena kurang terlatihnya karyawan di bagian penjualan dan pemasaran dalam melakukan proses menjual dan memasarkan barang.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi :
1.      Perusahaan harus memiliki system dan prosedur promosi yg lebih luas, cth: lewat iklan di berbagai media sehingga masyarakat lebih mengenal produk rokok yang ditawarkan.
2.      Karyawan yang bertugas untuk melakukan proses penjualan dan pemasaran harus mendapatkan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3.      Perusahaan harus membuat kebijakan dan peraturan yang cukup untuk menjadi dasar dalam Sistem Penjualan dan Pemasaran, baik dalam menentukan perencanaan, anggaran, target penjualan, laba minimum, biaya promosi dan target perusahaan.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada pihak manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk lagi pada Sistem Penjualan dan Pemasaran Perusahaan di masa yang akan datang.
Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan penugasan yg kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah Sistem Manajemen Penjualan dan Pemasaran PT. Aminuddin Djarum untuk periode tahun 2010/ 2011. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan Manajemen Penjualan dan Pemasaran, Sistem Perencanaan Anggaran Penjualan, dan aktivitas Sistem Penjualan itu sendiri.

BAB III
PENUTUP


             Audit manajemen adalah investigasi dari suatu organisasi dalam semua aspek kegiatan manajemen dari yang paling tinggi sampai dengan ke bawah dan pembuatan laporan audit mengenai efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya.
          Audit manajemen seringkali diartikan sama dengan audit operasional. Pengertian sederhana dari audit manajemen adalah investigasi dari suatu organisasi dalam semua aspek kegiatan manajemen dari yang paling tinggi sampai dengan ke bawah dan pembuatan laporan audit mengenai efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya.














DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010.  Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit ErlanggaMardiasmo. 2002.
Ikatan Akuntansi Indonesia, Kompartemen Akuntan Publik . Standar Profesional Akuntan Publik per 1 januari 2001. Jakarta : PT. Salemba Empat,2001.
Mulyadi. Auditing. Edisi ke-6, Jakarta : PT. Salemba Empat, 2002.
Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3, Jakarta : PT. Salemba Empat, 2001.

Sumber lain:
http://kartikaharahap.wordpress.com/2012/06/25/contoh-laporan-audit-manajemen-promosi-dan-penjualan/

0 galau-ers:

Post a Comment