MENGEMBANGKAN
STRATEGI DAN RENCANA PEMASARAN
Unsur utama proses manajemen pemasaran adalah
strategi dan rencana pemasaran yang mendalam dan kreatif yang dapat memandu
kegiatan pemasaran. Pengembangan strategi pemasaran yang benar sepanjang waktu
memerlukan bauran disiplin dan fleksibilitas. Perusahaan harus tetap berpegang
pada strategi, tetapi juga menemukan cara baru untuk terus mengembangkannya.
Pemasaran juga harus selalu meningkatkan strategi untuk sejumlah produk dan jasa di dalam
organisasinya.
Yang dimaksud rencana
pemasaran adalah pernyataan tertulis dari
strategi pemasaran dan bagian-bagian yang berhubungan secara waktu untuk
membuat strategi. Bagian-bagian itu adalah:
1. paduan
pemasaran apa yang akan ditawarkan, kepada siapa (pasar target) dan berapa
lama.
2. sumber
daya apa yang ada dalam perusahaan (biaya) yang akan diperlukan.
3. hasil
apa yang diharapkan (penjualan dan laba yang mungkin dalam setiap bulan atau
setiap empat bulan, tingkat kepuasan konsumen dan kesukaan.
Setelah pengembangan rencana pemasaran, manajer kemudian
fokus dengan pelaksanaaan. Pelaksanaan adalah meletakkan rencana pemasaran
kedalam opeerasi. Keputusan operasional yang merupakan keputusan jangka pendek
untuk membantu pelaksanaan strategi akan dibutuhkan dalam pelaksanaan.
PEMASARAN DAN NILAI PELANGGAN
Memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen
adalah inti pemasaran. Sasaran dari setiap bisnis adalah menghantarkan nilai
pelanggan untuk menghasilkan laba.
Dalam ekonomi yang sangat kompetitif, dengan
semakin banyaknya pembeli rasional yang dihadapkan dengan segudang pilihan,
perusahaan hanya dapat meraih kemenagan dengan melakukan proses penghantaran
nilai yang bagus serta memilih, menyediakan, dan mengomunikasikan nilai yang
unggul.
Proses
Penghantaran Nilai
Pemasaran
tradisional memandang bahwa perusahaan membuat sesuatu dan kemudian menjualnya.
Dalam pandangan ini pemasaran terjadi di paruh waktu kedua proses. Perusahaan
yang menerapkan pandangan ini mempunyai peluang sukses terbaik dalam ekonomi yang
ditandai dengan kelangkaan barang dimana konsumen tidak memusingkan kualitas
atau gaya misalnya, barang primer dasar dipasar yang sedang berkembang.
Meskipun
demikian, pandangan tradisional tentang proses bisnis ini tidak akan berhasil
dalam ekonomi dimana orang dihadapkan
pada banyak pilihan. Disana, “pasar massal” sebenarnya terbagi menjadi banyak
pasar mikro, masing-masing dengan keinginan, presepsi, prefensi, dan kriteria
pembelianya sendiri. Pesaing yang cerdik harus merancang dan menghantarkan
penawaran untuk pasar sasaran yang terdefinisi dengan baik. Realisasi ini
menginspirasi pandangan proses bisnis baru yang menempatkan pemasaran pada awal
perencanaan. Alih-alih menekankan pembuatan dan penjualan, sekarang perusahaan
melihat diri mereka sebagai bagian dari proses pengahantaran nilai (value
delivery).
Urutan penciptaan dan penghantaran nilai dapat
dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama, memilih nilai, merepresentasikan “pekerjaan
rumah” pemasaran yang harus dilakukan sebelum produk dibuat. Staf pemasaran
harus mensegmentasikan pasar, memilih sasaran pasar yang tepat, dan
mengembangkan penawaran positioning nilai. Rumus “segmentasi, penentuan
sasaran, positioning (STP)” adalah inti dari pemasaran strategis.
Fase kedua adalah menyediakan nilai. Pemasaran harus
menentukan fitur produk tertentu, harga dan distribusi.
Tugas dalam fase ketiga adalah mengomunikasikan
nilai dengan mendayagunakan tenaga penjualan, promosi penjualan, iklan
dan sarana komunikasi lain untuk mengumumkan dan mempromosikan produk. Setiap
fase nilai ini mempunyai implikasi biaya.
Rantai Nilai
Rantai nilai mengidentifikasi sembilan kegiatan yang
secara strategis relevan lima kegiatan primer dan empat kegiatan pendukung yang menciptakan nilai
dan biaya dalam bisnis yang spesifik.
Kegiatan primer adalah:
1.
logistik ke
dalam atau memasukkan bahan dalam bisnis.
2.
Operasi akhir
atau mengubah bahan menjadi produk akhir.
3.
Logistik ke
luar atau mengirimkan produk akhir.
4.
Memasarkan
produk, yang meliputi penjualan.
5.
Memberikan
layanan produk.
Kegiatan pendukung mencakup:
1.
Pengadaan
2.
pengembangan
teknologi
3.
manajemen
sumber daya manusia
4.
infrastruktur
perusahaan – ditangani oleh departemen khusus. Infrastruktur perusahaan
mencakup biaya manajemen umum, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan
hubungan pemerintah.
Rantai
nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai dan
marjin. Aktivitas nilai merupakan aktivitas nyata secara fisik dan teknologi
yang dilakukan perusahaan. Yaitu dengan membangun blok dimana perusahaan
menciptakan sebuah produk yang berharga bagi pembelinya. Marjin merupakan
selisih antara nilai total dan biaya kolektif yang dilakukan dari aktivitas
nilai. Marjin dapat diukur dalam berbagai cara. Saluran emasok dan rantai nilai
juga mencakup marjin yang penting untuk dipisahkan dalam memahami sumber posisi
biaya perusahaan, karena saluran pemasok dan marjin merupakan bagian dari
totalbiaya yang ditanggung pembeli.
Rantai nilai
(value chain) adalah pola yang digunakan perusahaan untuk memahami posisi
biayanya dan untuk mengidentifikasi cara-cara yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi implementasi dari strategi tingkat-bisnisnya. Rantai nilai
menunjukkan bagaimana sebuah produk bergerak dari tahap bahan baku ke pelanggan
akhir (Hitt, Ireland, Hoskisson, 2001:125).
Rantai nilai
menggambarkan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk membawa produk atau jasa
dari konsepsi, melalui berbagai tahapan produksi (melibatkan kombinasi
transformasi fisik dan masukan dari berbagai produsen jasa), pengiriman pada
konsumen akhir, dan pembuangan akhir setelah digunakan.
Model rantai
nilai merupakan alat analisis yang berguna untuk mendefinisikan kompetensi inti
perusahaan di mana perusahaan dapat mengejar keunggulan kompetitif sebagai
berikut:
• Keunggulan
Biaya: dengan lebih baik memahami biaya dan menekannya keluar dariaktivitas
penambahan nilai.
•
Differensiasi: dengan berfokus pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
kompetensi inti dan kemampuan untuk melakukannya lebih baik daripada pesaing.
Sesungguhnya keberhasilan perusahaan tidak hanya
bergantung pada seberapa baik kinerja setiap departemen, tetapi juga pada
seberapa baik perusahaan mengkoordinasikan kegiatan departemen untuk
melaksanakan proses bisnis inti.
Proses bisnis inti ini meliputi:
·
Proses mengindera pasar
Semua kegiatan untuk mengumpulkan intelejen
pasar, menyebarkan dalam organisasi, dan menindaklanjuti informasi.
·
Proses realisasi penawaran baru
Semua kegiatan dalam meneliti, mengembangkan,
dan meluncurkan penawaran berkualitas tinggi yang baru dengan cepat dan sesuai
anggaran.
·
Proses akuisisi pelanggan
Semua kegiatan dalam mendefinisikan pasar
sasaran dan mencari calon pelanggan baru.
·
Proses manajemen hubungan pelanggan
Semua
kegiatan dalam membangun pemahaman, hubungan dan penawaran yang lebih mendalam
dengan pelanggan perorangan.
·
Proses manajemen pemenuhan
Semua
kegiatan dalam menerima dan menyetujui pesanan, mengirimkan barang tepat waktu,
dan mengambil pembayaran.
Kompetensi
Inti
Kuncinya
adalah memiliki serta memelihara sumber daya dan kemampuan utama yang merupakan
inti setiap usaha. Suatu kemampuan inti memiliki tiga karakteristik, yaitu:
1.
Kompetensi
inti merupakan sumber keunggulan kompetitif karena memberi sumbangan besar pada
manfaat anggapan pelanggan.
2.
Kompetensi
inti dapat diterapkan pada berbagai pasar.
3.
Kompetensi
inti sulit ditiru pesaing.
Keunggulan kompetitif juga tumbuh bagi perusahaan yang memiliki kemampuan
yang berbeda. “Kompetensi inti mengacu pada bidang keahlian teknis dan produksi
khusus, sedangkan kemampuan yang
berbeda menggambarkan kesempurnaan dalam proses bisnis yang lebih luas.
Pengaturan kembali sebuah bisnis mungkin
diperlukan untuk memaksimalkan kompetensi inti. Pengaturan kembali mempunyai
tiga tahap:
1.
Mendefinisikan
(ulang) konsep bisnis atau “ide besar”.
2.
Membentuk
(ulang) lingkup bisnis.
3.
Memposisikan
(ulang) identitas merek usaha
Orientasi Pemasaran Holistik dan
Nilai Pelanggan
Orientasi
pemasaran holistic dapat juga memberikan pengertian yang mendalam tentang
merebut nilai pelanggan. Menurut pendapat ini, pemasar holistic berhasil dengan
mengelola jaringan nilai unggul yang menyerahkan satu level mutu yang tinggi,
jasa, dan kecepatan produk. Pemasar holistic mencapai pertumbuhan yang
menghasilkan laba dengan memperluas pangsa pasar pelanggan, membangun kesetiaan
pelanggan, dan merebut nilai mas hidup pelanggan.
Kerangka
kerja pemasaran holistic dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan manajemen
kunci berikut:
·
Eksplorasi nilai: bagaimana perusahaan
dapat mengidentifikasi peluang nilai baru?
·
Penciptaan nilai: bagaimana perusahaan
secara efisien menciptakan tawaran nilai baru yang lebih menjanjikan?
·
Penyerahan nilai: bagaimana perusahaan
menggunakan kapabilitas dan infrastrukturnya untuk menterahkan tawaran nilai
baru secara lebih efisien?
Peran Sentral dan Perencanaan
strategis
Pemasaran
yang sukses mengharuskan perusahaan memiliki kapabilitas memahami pelanggan,
menciptakan nilai pelanggan, menyerahkan nilai pelanggan, merebut nilai
pelanggan, dan mendukung nilai pelanggan.
Menciptakan,
menyediakan, dan mengkomunikasikan nilai menuntut banyak kegiatan pemasaran
yang berbeda. Perencanaan strategi menuntut aksi dalam tiga bidang utama.
·
Mengelola bisnis sebagai satu portofolio
investasi.
·
Mencakup penilaian setiap kekuatan
bisnis dengan mempertimbangkan angka pertumbuhan pasar dan posisi perusahaan
serta pencocokan dengan pasar itu.
·
Memantapkan strategi.
Bagi
masing-masing bisnis, perusahaan harus mengembangkan satu rencana permainan
untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.
Rencana
pemasaran adalah instrument sentral untuk mengarahkan dan mengoordinasikan
usaha pemasaran. Rencana pemasaran beroperasi pada dua level: strategi dan
taktis. Rencana pemasaran strategi membentangkan pasar sasaran dan proposisi
nilai yang akan ditawarkan, berdasarkan pada suatu analisis peluang pasar
terbaik. Rencana pemasaran taktis menspesifikasikan taktik pasar, termasuk
fitur produk, promosi, perdagangan, penetapan harga, saluran penjualan dan,
layanan.
Perecanaan Strategi Divisi dan
Perusahaan
Dengan
mempersiapkan pernyataan misi, kebijakan, strategi, dan tujuan, kantor pusat
menetapkan kerangka kerja. Dalam kerangka kerja itulah divisi dan unit bisnis
mempersiapkan rencana mereka. Semua kantor pusat perusahaan melakukan empat
aktivitas perencanaan:
•
Menetapkan misi perusahaan
•
Mengembangkan unit bisnis strategi
•
Menetapkan sumber daya untuk setiap SBU
•
Menilai peluang pertumbuhan
PERENCANAAN STRATEGI KORPORAT DAN DIVISI
Perusahaan-perusahaan
korporasi atau perusahaan yang mempunyai beberapa divisi perlu menetapkan
perencanaan strategis yang handal, agar perusahaan tersebut dapat survive dari
berbagai kondisi perekonomian yang ada. Adapun kegiatan perencanaan ini terdiri
dari 4 kegiatan,yakni:
1. Mendefinisikan
misi korporat
2. Menentukan
unit-unit bisnis strategis
3. Menegasikan
sumber daya pada setiap SBU
4. Menilai
peluang pertumbuhan
Mendefinisikan misi korporat
Pernyataan
misi yang baik mempunyai lima karakteristik utama :
1.
Memfokuskan diri pada jumlah tujuan yang terbatas
2.
Menekankan kebijakan dan nilai utama perusahaan
3.
Pernyataan misi mendefinisikan bidang kompetitif utama
tempat perusahaan akan beroperasi
4.
Mengambil pandangan jangka panjang
5.
Pendek,mudah diingat dan mempunyai arti
Menentukan unit bisnis strategis
Sebuah
bisnis dapat mendefinisikan dirinya sendiri berdasarkan tiga dimensi, yaitu:
kelompok pelanggan, kebutuhan pelanggan dan teknologi.
Tiga
Karakteristik Unit Bisnis Strategis
1.
UBS adalah satu bisnis tunggal, atau kumpulan bisnis
yang behubungan, yang dapat direncanakan secara terpisah dari bagian perusahaan
lainnya
2.
UBS mempunyai kelompok pesaingnya sendiri
3.
UBS mempunyai manajer yang bertanggungjawab atas
perencanaan strategis dan kinerja laba, yang mengendalikan sebagian besar
faktor yang mempengaruhi laba
Menentukan Sumber Daya bagi setiap UBS
Pada tahun
1970-an, terdapat beberapa model perencanaan portofolio yang diperkenalkan
untuk memberikan sarana analitis bagi pengambilan keputusan investasi.
Matriks
GE/Mc Kinsey mengklasifikasikan setiap UBS menurut perluasan keunggulan
kompetitifnya dan daya tarik industriknya.
Matriks
pertumbuhan BCG, menggunakan pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan pasar
tahunan sebagai kriteria mengambil keputusan investasi. Model Perencanaan
portofolio seperti ini tidak banyak lagi digunakan karena terlalu sederhana dan
subjektif.
Metode terbaru
yang digunakan perusahaan untuk mengambil keputusan investasi internalnya
didasarkan pada analisis nilai pemegang saham, dan apakah nilai pasar
perusahaan lebih besar dengan UBS atau tanpa UBS (baik dijual maupun
dipisahkan)
Perhitungan
nilai ini menilai potensi bisnis berdasarkan peluang pertumbuhan potensial dan
ekspansi global, reposisi atau penentuan ulang sasaran, dan outsourcing
strategis
Menilai Peluang Pertumbuhan
Penilaian
peluang pertumbuhan meliputi perencanaan bisnis baru, penyusutan, dan
menghilangkan bisnis lama. Jika ada kesenjangan antara penjualan yang
diinginkan di masa depan dengan penjualan yang diproyeksikan, manajemen
korporat harus mengembangkan atau mengakuisisi bisnis baru untuk mengisinya.
Peluang
pertumbuhan dalam perusahaan terbagi menjadi:
·
Pertumbuhan intensif
Tindakan pertama yang harus dilakukan manajemen korporat adalah meninjau
peluang meningkatkan bisnis yang ada. Salah satu kerangka kerja yang berguna
untuk mendeteksi peluang pertumbuhan intensif baru disebut “kisi-kisi perluasan
pasar produk”.
·
Pertumbuhan integratif
Sebuah bisnis dapat meningkatkan penjualan dan laba dengan melalui
integrasi ke belakang, kedepan, dan horizontal dalam industrinya.
·
Pertumbuhan diversifikasi
Pertumbuhan diversifikasi masuk akal ketika ada peluang baik diluar bisnis
yang ada – industri sangat menarik dan perusahaan mempunyai bauran kekuatan
bisnis yang tepat untuk berhasil.
·
Menyusutkan dan mendivestasikan bisnis lama
Bisnis yang lemah memerlukan jumlah perhatian manajerial dalam porsi yang
besar. Perusahaan harus secara seksama mengurangi,memanen,atau mendivestasikan
bisnis lama yang sudah lamban untuk melepaskan sumber daya yang diperlukan agar
dapat dipakai pd kegunaan yang lain dan mengurangi biaya.
PERENCANAAN STRATEGIS UNIT BISNIS
Misi Bisnis
Setiap
unit bisnis harus mengidentifikasikan misi spesifiknya dalam misi perusahaan
yang lebih luas. Maka, perusahaan peralatan pencahayaan studio televisi dapat
mendefinisikan misinya sebagai berikut, “membidik studio televisi utama dan
menjadi pemasok pilihan mereka untuk teknologi pencahayaan yang
mempresentasikan pengaturan pencahayaan studio paling canggih dan handal.”
Perhatikan bahwa misi tidak berusaha memenangkan bisnis dari studio
televisi kecil, memenangkan bisnis dengan memberikan harga termurah, maupun
beralih ke produk nonlampu.
Analisis SWOT
Keseluruhan
evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan disebut
analisis SWOT. Analisis SWOT (Strengths-Weakness-Opportunities-Threats)
merupakan cara untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal.
·
Analisis Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Unit bisnis
harus mengamati kekuatan lingkungan makro yang utama dan faktor lingkungan
mikro yang signifikan, yang mempengaruhi kemampuanya dalam menghasilkan laba.
Unit bisnis harus menetapkan sistem intelejen pemasaran untuk menelusuri tren
dan perkembangan penting serta semua peluang dan ancaman yang berhubungan
dengannya
·
Analisis Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Kemampuan
menemukan peluang yang menarik dan kemampuan memanfaatkan peluang tersebut
adalah dua hal yang berbeda. Setiap bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan internalnya.
0 galau-ers:
Post a Comment