BAB i
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan
ekonomi dewasa ini membawa dampak bagi perkembangan dunia usaha. Seiring dengan
berkembangnya dunia usaha ini, ilmu akuntansi berkem-bang menjadi dua kelompok
besar yaitu ilmu accounting dan ilmu auditing. Hal ini karena ilmu
akuntansi selalu dituntut untuk terus berbenah diri dan tumbuh agar dapat
mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, khususnya dalam
pe-nyediaan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan bagi
pihak-pihak yang memerlukannya. Salah satu sub bidang dari akuntansi yang
dikenal luas adalah auditing. Auditing atau pemeriksaan merupakan sub bidang
akuntansi yang meliputi aktivitas pemeriksaan terhadap kebenaran data-data
akuntansi secara bebas.
Perkembangan
ekonomi yang semakin lama semakin cepat mendorong perusahaan untuk meningkatkan
kinerjanya supaya tetap bertahan dan berkembang. Pada umumnya suatu perusahaan
didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin dengan
memperhatikan pangsa pasar serta kesempatan yang ada. Untuk mencapai tujuannya
maka perusahaan berusaha melakukan penjualan secara optimal dari hasil
produksinya dengan selalu memperhatikan besarnya biaya produksi yang
dikeluarkan oleh perusahaan.
Dalam
aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuannya, para eksekutif perusahaan mendelegasikan
tugas dan tanggung jawab perusahaan dalam tingkat tertentu. Gaya delegasi
bervariatif, dari eksekutif yang menyerahkan kekuasaan penuh
sampai eksekutif yang memperlakukan bawahan sebagai asisten, memberikan mereka
suatu wewenang dan tanggungjawab yang minimum. Akan tetapi, tidak menjadi
masalah berapa besar wewenang dan tanggungjawab yang didelegasikan, eksekutif,
bukan bawahan, memiliki akuntabilitas penuh untuk tugas, pekerjaan, departemen
laba dan sebagainya. Maka eksekutif perlu mengikuti apa yang terjadi dalam
perusahaan, divisi, departemen dan tingkat supervisi yang lebih rendah agar
dalam penyelenggaraannya, efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi perusahaan
dapat terus meningkat.
Audit
manajemen ataupun pengawasan intern merupakan kebijakan dari prosedur
spesifikasi yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
manajemen, bahwa sasaran dan tujuan penting bagi manajemen perusahaan dapat
dipenuhi. Menurut Sukrisno Agoes (1996) manajemen audit adalah suatu
pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan
akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan manajemen, untuk
mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif,
efisien dan ekonomis.
Untuk memastikan
adanya efektifitas dan transparansi penggunaan dana dalam suatu organisasi atau
perusahaan, perlu dilakukan adanya suatu audit, khususnya audit pada manajemen
fungsi keuangan. Audit manajemen fungsi keuangan dimaksudkan untuk mencari dan
menemukan informasi tentang bagaimana rencana yang telah ditetapkan diwujudkan
melalui berbagai kegiatan operasional yang disoroti khusus dari segi keuangan.
Agar audit manajemen atas fungsi keuangan dapat mencapai sasarannya maka ada
empat hal yang mutlak perlu mendapat perhatian, yaitu sasaran finansial
perusahaan, perencanaan keuangan, organisasi dan pengawasan.
Audit
manajemen dapat dilakukan pada semua aspek yang ada dalam perusahaan, yang
umumnya meliputi audit manajemen fungsi keuangan, fungsi pemasaran, fungsi
sumber daya manusia, fungsi pembelian, fungsi produksi, audit kepastian mutu
dan audit pengolahan data elektronik (PDE).
Salah
satu fungsi manajemen yang memiliki peran yang begitu penting ialah departemen
keuangan. Pada perusahaan berskala besar, kegiatan operasional dan biaya yang
ada begitu kompleks sehingga peran departemen keuangan menjadi sangat penting.
Informasi dari fungsi keuangan menjadi input penting manajemen tingkat atas
dalam proses pengambilan keputusan untuk peningkatan kinerja perusahaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada
latar belakang diatas, maka permasalahan yang dikaji dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimana
Pengertian dan Lingkup Audit Manajemen Keuangan?
2.
Bagaimana
Manfaat Audit Manajemen Fungsi Keuangan?
3.
Bagaimana
Ruang Lingkup Audit Manajemen Fungsi Keuangan?
4.
Bagaimana
Strategi Pendekatan Audit Manajemen Fungsi Keuangan?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan
dari makalah ini adalah:
1.
Mengetahui
Pengertian dan Lingkup Audit Manajemen Keuangan
2.
Mengetahui
Manfaat Audit Manajemen Fungsi Keuangan
3.
Mengetahui
Ruang Lingkup Audit Manajemen Fungsi Keuangan
4.
Mengetahui
Strategi Pendekatan Audit Manajemen Fungsi Keuangan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Audit Manajemen
1. Pengertian Audit Manajemen
Fungsi
pengawasan dan pengendalian manajemen, menimbulkan aktivitas audit (pemeriksaan).
Secara lebih luas audit juga dibutuhkan dalam menilai pertanggungjawaban
manajemen kepada berbagai pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan. Dari
hasil audit dapat diketahui apakah laporan yang diberikan oleh manajemen sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi atau apakah operasi yang berjalan
sesuai dengan ketentuan, peraturan, dan kebijakan yang telah ditetapkan
perusahaan.
R.A Supriyono (1990) memberikan
definisi audit manajemen sebagai berikut: “Audit manajemen sebagai suatu proses
pemeriksaan secara sistematik yang dilaksanakan oleh pemeriksa independen untuk
mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif atas prosedur dan
kegiatan-kegiatan manajemen, serta mengkomunikasikan hasil pemeriksaannya
kepada atasan manajer yang diperiksa dan disertai dengan
bukti dan suati rekomendasi kemungkinan tindakan koreksi”.
Siagian
(2001) mendefinisikan audit manajemen sebagai suatu bentuk pemeriksaan yang
bertujuan untuk meneliti dan menilai kinerja perusahaan yang disoroti dari
sudut pandang peningkatan efisiensi, efektifitas dan ptroduktivitas kerja dalam
berbagai komponennya.
Dari
beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit manajemen merupakan
bentuk pemeriksaan untuk menilai, menganalisis, meninjau ulang hasil
perusahaan, apakah telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif serta
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dan kemudian melaksanakan pengujian dan
penelaan atas ketidakhematan, ketidakefisiensian maupun ketidakefektifan untuk
selanjutnya memberikan rekomendasi–rekomendasi perbaikan demi tercapainya
tujuan perusahaan.
2. Tujuan dan Manfaat Audit Manajemen
Dari
definisi audit manajemen di atas, dapat diketahui tujuan dan manfaat audit
manajemen, yaitu sebagai berikut :
- Untuk memberikan informasi kepada manajemen mengenai
efektifitas suatu unit atau fungsi.
- Untuk mengetahui tindakan yang bersifat
perventif, artinya untuk menilai apakah ada situasi dalam perusahaan yang
potensial dapat menjadi masalah di masa depan meskipun pengamatan sepintas
mungkin menunjukkan bahwa situasi demikian tidak dihadapi perusahaan.
- Untuk membandingkan hasil kerja perusahaan
secara keseluruhan atau berbagai komponen di dalamnya dengan standar yang
mencakup berbagi bidang kegiatan dan berbagai sasaran perusahaan yang
ditetapkan sebelumnya.
- Untuk dijadikan sebagai upaya investigasi. Bagi
manajemen untuk memutuskan melaksanakan audit manajemen ialah karena ada
sinyal elemen bahwa dalam perusahaan terdapat masalah tertentu yang harus
segera diketahui penyebabnya dan dengan demikian dapat diambil
langkah-langkah untuk mengatasinya.
Siagian
(2001) mengatakan bahwa kalangan manajemen menunjukkan sambutan terhadap
perkembangan audit manajemen karena jika digunakan dengan tepat maka audit
manajemen bisa memberi manfaat yang besar yaitu:
1.
Memungkinkan
manajemen mengidentifikasikan kegiatan operasional dalam perusahaan yang tidak
memberikan kontribusi dalam perolehan keuntungan.
2.
Membantu
manajemen dalam peningkatan produktifitas kerja dari berbagai komponen
organisasi.
3.
Memungkinkan
manajemen mengidentifikasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam
mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan mengambil langkah strategis untuk
mengatasi dan menghilangkannya.
4.
Memantapkan
penerapan pendekatan kesisteman dalam menjalankan roda organisasi.
5.
Memungkinkan
manajemen pada berbagai tingkat menentukan strategi yang tepat.
6.
Membantu
manajemen merumuskan pedoman teknis operasional bagi para pelaksana berbagai
kegiatan dalam perusahaan yang akan membantu para tenaga kerja operasional
melakukan kegiatan masing-masing dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang
lebih tinggi.
7.
Mengidentifikasikan
dengan tepat berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi dalam manajemen
sumber daya manusia.
8.
Membantu
manajemen menilai perilaku bawahan dalam menyediakan informasi bagi pimpinan
sesuai dengan kebutuhan pimpinan pada berbagai hierarki perusahaan.
Apabila
audit manajemen dilakukan secara berkala maka audit manajemen bisa menunjukkan
masalah ketika masalah tersebut masih berskala kecil. Dengan demikian audit
manajemen merupakan alat manajemen yang membantu manajemen dalam mencapai
tujuan karena tindakan korektif dapat dilakukan untuk pemecahan masalah apabila
ditemukan inefisiensi dan inefektifitas.
3. Ruang Lingkup Dan Sasaran Audit Manajemen
Ruang
lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang
lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian
tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bevariasi,
bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untuk
beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Sedangkan
yang menjadi sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program
dan bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih
memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari segi ekonomisasi, efisiensi, dan
efektivitas.
Sasaran pemeriksaaan dapat dibagi
menjadi tiga elemen penting, yaitu:
1.
Kriteria
(Criteria)
Kriteria
merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/ kelompok di dalam
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
2.
Penyebab
(Cause)
Penyebab
merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di
dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, atau sebaliknya negatif,
program-program/aktivitas berjalan dengan tingkat efektivitas, efisiensi yang
lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.
3.
Akibat
(effect)
Akibat
merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan
penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukan program/aktivitas berjalan dengan
tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang
ditetapkan. Sedangkan akibat positif menunjukan bahwa program/aktivitas telah
berjalan secara baik dengan tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria
yang ditetapkan.
4. Perbedaan Audit Manajemen dan Audit Keuangan
Audit
manajemen dirancang untuk menemukan penyebab dan kelemahan- kelemahan yang
terjadi pada pengolahan program/aktivitas perusahaan, menganalisis akibat yang
ditimbulkan oleh kelemahan tersebut dan menentukan tindakan perbaikan yang
berkaitan dengan kelemahan tersebut agar dicapai perbaikan pengelolaan dimasa
yang akan datang. Berbeda dengan audit keuangan yang menekankan auditnya pada
data-data transaksi, proses pencatatan, dan laporan akuntansi yang dibuat
perusahaan.
Perbedaan antara audit manajemen
dan audit keuangan dapat dipandang dari beberapa hal menurut IBK. Bayangkara
(2008:6) dalam bukunya “Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi” adalah
sebagai berikut :
Tabel
2.1
Perbedaan Audit Keuangan dengan Audit Manajemen
Perbedaan Audit Keuangan dengan Audit Manajemen
Karakteristik
|
Audit Keuangan
|
Audit manajemen
|
Tujuan
|
Dilakukan
untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan disajikan oleh perusahaan
telah disusun melaui proses akuntansi yang berlaku secara umum dan menyajikan
dengan sebenarnya kondisi keuangan perusahaan pada tanggal pelaporan dan
kinerja manajemen pada periode tersebut.
|
Ditujukan
untuk mencapai perbaikan atas beberapa program/aktivitas dalam pengelolaan
perusahaan yang memerlukan perbaikan
|
Ruang
Lingkup
|
Menekankan
audit pada data-data akuntansi perusahaan dan proses penyajian laporan yang
disajikan manajemen.
|
Ruang
lingkup audit manajemen meliputi keseluruhan fungsi manajemen dan fungsi-fungsi
terkait.
|
Dasar
Yuridis
|
Mengharuskan
penyajian laporan keuangan
|
Audit
manajemen bukan suatu keharusan.
|
Pelaksanaan
Audit
|
Dilakukan
dalam rangka mendapatkan pengesahan secara independen atas kewajaran laporan
keuangan
|
Dalam
rangka menemukan berbagai kekurangan/kelemahan pengelolaan perusahaan.
|
Frekuensi
audit
|
Kebutuhan
audit berhubungan langsung dengan penerbitan laporan keuangan,
|
Tidak ada
ketentuan mengikat yang harus untuk melakukan audit setiap periode tertentu.
|
Orientasi
hasil audit
|
Dilakukan
terhadap data-data keuangan yang bersifat historis.
|
Menekankan
untuk kepentingan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada masa akan
datang
|
Bentuk
laporan audit
|
Telah
memiliki standar.
|
Bentuk
laporan bersifat komprehensif.
|
Pengguna
laporan
|
Berbagai
kelompok pengguna yang berada diluar perusahaan.
|
Ditujukan
kepada pihak intern perusahaan.
|
5. Tipe Audit Manajemen
Menurut
Tunggal (2000), terdapat tiga kategori audit manajemen, yaitu :
1. Audit Fungsional (Functional
Audit)
Suatu
audit fungsional berhubungan dengan satu atau fungsi yang lebih banyak dalam
suatu organisasi. Ia mungkin berhubungan dengan fungsi upah untuk suatu divisi
untuk perusahaan secara keseluruhan. Suatu audit fungsional mempunyai
keuntungan memungkinkan spesialisasi oleh auditor. Staf auditor tertentu dalam
manajemen audit dapat mengembangkan keahlian dalam area, seperti perekayasaan
produki. Mereka dapat lebih efisien menghabiskan semua waktu mereka dalam
memeriksa area tersebut. Kelemahan dalam audit fungsional ialah kealpaan dalam
menilai fungsi yang saling behubungan.
2.
Audit
Organisasional (Organizational Audit)
Suatu unit organisasional
berhubungan dengan unit organisasi secara keseluruhan, seperti departemen,
cabang atau anak perusahaan. Tekanan dalam audit organisasi adalah bagaimana
efisien dan efektifnya fungsi-fungsi berinteraksi. Rencana organisasi dan
metode untuk mengkoordinasikan aktivitas khususnya adalah penting untuk tipe
audit ini.
3.
Penugasan
Khusus (Special Asignment)
Penugasan khusus
audit manajemen timbul karena permintaan manajemen. Terdapat variasi yang luas
untuk audit demikian. Sebagai contoh, audit ini termasuk menentukan sebab-sebab
suatu sistem EDP yang tidak efektif, penyelidikan kemungkinan adanya kecurangan
dalam divisi, dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu
produk.
6. Karakteristik Audit Manajemen
Audit
manajemen mempunyai beberapa karakteristik penting. Karakteristik tersebut
meliputi :
1. Tujuan Pemeriksaan.
Tujuan
pemeriksaan manajemen adalah membantu semua peringkat manajemen dalam
meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen dengan cara
mengidentifikasi aspek-aspek sistem dan prosedur serta rekomendasi kepada
manajemen untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasi.
2. Independensi.
Agar
manfaat pemeriksaan manajemen dapat dicapai, maka pemeriksaan tersebut harus
bersifat independen.
3. Pendekatan Sistematis.
Dalam
perencanaan dan pelaksanaan audit manajemen perlu digunakan pendekatan yang
sistematis dan metode-metode yang konsisten.
4. Kriteria Prestasi.
Dengan
kriteria prestasi pelaksanaan dapat dibandingkan dan dievaluasi.
5. Bukti Pemeriksaan.
Auditor
harus dapat merencanakan dan melaksanakan prosedur yang dirancang untuk
memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung temuan– temuan dan
kesimpulan-kesimpulan serta rekomendasi yang dibuatnya.
6. Pelaporan dan Rekomendasi.
Karakteristik
yang membedakan antara audit manajemen dengan jenis audit lainnya adalah
terletak pada laporan audit. Dalam audit manajemen , laporan audit menekankan
pada temuan-temuan selama pemeriksaan, pembuatan kesimpulan, dan rekomendasi
untuk meningkatkan sistem perencanaan dan pengendalian manajemen.
7. Prinsip Dasar Audit Manajemen
Ada tujuh prinsip dasar yang
harus diperhatikan auditor agar audit manajemen dapat mencapai tujuan dengan
baik. Menurut IBK.Bayangkara (2008:5) dalam bukunya yang berjudul ”Audit
Manajemen Prosedur dan Implementasi” yang menyebutkan tujuh prinsip dasar,
yaitu :
1. Audit dititik beratkan pada objek
audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki.
2. Prasyarat penilaian terhadap
kegiatan objek audit.
3. Pengungkapan dalam laporan
tentang adanya temuan-temuan yang bersifat positif.
4. Indentifikasi individu yang
bertanggung jawab terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi.
5. Penentuan tindakan terhadap
petugas yang seharusnya bertanggung jawab.
6. Pelanggaran hukum.
7. Penyelidikan dan pencegahan
kecurangan.
8. Yang Melakukan Audit Manajemen
Menurut
Tunggal (2000) bahwa pihak-pihak yang bisa melakukan audit manajemen antara
lain:
1. Internal Auditor
Apabila
perusahaan memiliki komite audit sendiri maka biaya yang dikeluarkan untuk
aktivitas tersebut kecil dibanding dengan menggunakan jasa pihak lain. Internal
auditor yang bekerja untuk perusahaan tertentu tentunya akan berusaha
mengembangkan kemampuannya dalam rangka kemajuan perusahaan tersebut.
2. Akuntan Pemerintah
Akuntan
pemerintah dapat juga diminta untuk melakukan pemeriksaan manajemen. Mereka
biasanya memberi perhatian kedua-duanya, baik audit keuangan dan audit
manajemen.
- Akuntan Publik
Perusahaan
juga bisa menunjuk sebuah kantor akuntan publik untuk melakukan pemeriksaan
manajemen. Biasanya penugasan ini terjadi hanya kalau perusahaan tidak
mempunyai staf internal audit atau staf internal audit kurang keahliaannya
dalam area tertentu. Sebagai contoh, suatu perusahaan meminta kantor akuntan
menilai efisiensi dan efektifitas dari sistem komputernya.
9. Tahap-Tahap Audit Manajemen
Ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar
dapat dikelompokan manjadi lima menurut IBK Bayangkara dalam bukunya yang
berjudul “Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi” (2008:9) yang menyebutkan
lima tahapan audit manajemen, yaitu :
1.
Audit
Pendahuluan
2.
Review
dan Pengujian Pengendalian Manajemen
3.
Audit
Terperinci
4.
Pelaporan
5.
Tindak
lanjut
Penjelasan
mengenai tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen adalah sebagai
berikut:
1.
Audit
Pendahuluan.
Audit
pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek
audit yang dilakukan. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan
terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas
yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang
telah diperoleh untuk mengindentifikasi hal-hal yang potensial mengandung
kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Auditor mungkin menggunakan daftar
pertanyaan, flow chart, tanya jawab, laporan manajemen, dan observasi
dalam pelaksanaan audit pendahuluan.
Daftar
pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah
yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi dan performa operasi. Auditor kemudian
akan menilai jawaban yang diperoleh, kemudian auditor mengumpulkan bukti-bukti
untuk memperkuat jawaban yang diterima.
2.
Review
dan Pengujian Pengendalian Manajemen.
Pada
tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian
manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian
manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian
ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit
sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya
kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan.
Jika
dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit
pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan
audit sementara tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya, atau mungkin ada
beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit
memperoleh) bukti-bukti yang mendukung tujuan audit tersebut.
3.
Audit
Terinci
Pada
tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk
mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga
dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan
dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan
audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam
suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan
rekomendasi yang diberikan.Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit
dari usaha yang diaudit (seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur
audit dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap sistem logis
yang mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang dilakukan. Tujuan
mengumpulkan bukti-bukti adalah untuk mendapatkan dasar faktual dalam menilai
kriteria performa yang sebelumnya diidentifikasi.
4.
Pelaporan.
Tahapan
ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang
diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk
meyakinkan pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai
kelemahan yang ditemukan.
Laporan
disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil
audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus
disajikan dalam bahasa operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk
ditindaklanjuti. Walaupun laporan formal dapat dianggap sebagai langkah
terakhir dalam manajemen audit. Laporan informal ini harus dibuat selama audit.
Sebagai contoh, apabila auditor menemukan suatu ineffisiensi yang serius selama survei pendahuluan. Ia harus menyelidiki,
menilai dan melaporkan segera daripada menunggu audit selesai.
5. Tindak lanjut
Sebagai
tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan
tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu,
rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil
diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan
tersebut.
Suatu
rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat berpengaruh pada
pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila
rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit.
10. Laporan Hasil Audit
Hasil
akhir dari audit manajemen adalah laporan hasil audit. Laporan audit manajemen
perlu disusun secara cermat, jelas, ringkas dan objektif. Laporan hasil audit
manajemen pada umumnya berisi penjelasan mengenai tujuan dan ruang lingkup
penugasan, prosedur dan pendekatan yang digunakan oleh pemeriksa, temuan-temuan
dan hasil pemeriksaan serta rekomendasi untuk perbaikan.
1.
Informasi
latar belakang
Informasi
latar belakang yang disajikan oleh pemeriksa harus dapat memberikan gambaran
latar belakang permasalahan yang sama diantara pemeriksa dan pengguna laporan.
Informasi tersebut antara lain :
a. Kapan organisasi itu didirikan.
b. Apa tujuan pendirian organisasi,
pelaksanaan kegiatan atau tujuan program.
c. Apa karakteristik kegiatan dan
seberapa luas ruang lingkup aktivitasnya.
d. Siapa yang mengepalai organisasi
dan siapa saja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan atau program.
e. Alasan apa yang mendasari
dilakukannya audit manajemen.
2. Kesimpulan audit yang disertai
dengan bukti-bukti yang mendukung tujuan audit.
3. Rumusan saran yang berhasil
diformulasikan.
Saran-saran
yang diajukan oleh pemeriksa pada umumnya berupa anjuran yang berisikan hal-hal
apa saja yang seharusnya dilakukan untuk mendorong organisasi melakukan
perbaikan atas kinerja yang akan datang. Rumusan saran harus singkat karena
ditujukan untuk memberikan dasar perbaikan prestasi manajemen di masa yang akan
datang, dirumuskan dengan mengingat prinsip biaya efektifitas serta sifat
praktis. Wewenang untuk melakukan tindak lanjut dan upaya perbaikan tetaplah
pada manajemen organisasi.
4. Lingkup pemeriksaan
Lingkup
pemeriksaan menunjukkan berbagai aspek kegiatan pihak kedua dan periode waktu
kegiatan yang ditinjau kembali oleh pemeriksa. Lingkup pemeriksaaan harus juga
mengidentifikasi secara jelas seberapa mendalam peninjauan kembali yang
dilakukan untuk masing-masing aspek kegiatan pihak kedua.
Laporan
tersebut hendaknya dapat memberikan motivasi kepada unit manajemen yang
diperiksa untuk melaksanakan tindak lanjut atas rekomendasi-rekomendasi yang
disajikan dalam laporan tersebut.
B. Fungsi Keuangan
1. Pengertian Fungsi Keuangan
Fungsi
keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber – sumber dana yang
dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang
telah diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari
berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan.
Dalam
buku “Manajemen audit” yang ditulis oleh Hamilton (1986:40) menyatakan bahwa
dalam perusahaan skala besar ataupun kecil, fungsi keuangan adalah sebagai alat
utama dalam proses pembentukan keputusan dengan alasan :
1.
Bagian
keuangan memberikan petunjuk yang berarti untuk meningkatkan siasat
keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang.
2.
Pengarahan
dan dukungan dapat diberikan oleh bagian keuangan dalam menghasilkan pendapatan
bersih dan pengambilan modal selama periode berjalan.
2. Kegiatan Fungsi Keuangan
Berdasarkan
data setiap hari, fungsi keuangan memainkan peranan dalam bidang usaha yang
utama seperti strategi harga dan analisis biaya yang dibutuhkan. Strategi harga
dalam perusahaan adalah merupakan suatu unsur kritik dalam perencanaannya.
Pemikiran harga yang ditingkatkan harus menunjukan bukti peningkatan keuangan
yang layak seperti untuk keuntungan jangka pendek, perkembangan dan peningkatan
dimasa yang akan datang.
Fungsi
keuangan harus menjamin adanya sistem yang sama untuk penyusunan kegiatan dan
biaya-biaya diluar kegiatan pokok. Hal ini harus disusun dengan baik untuk
melengkapi manajemen dengan peralatan yang memadai untuk memonitor kegiatan
organisasi yang sempurna serta unsur-unsur pelaksanaan.
Audit
manajemen terdiri dari dua dasar fungsi yang tetap objektif tetapi berbeda
objeknya, yaitu :
1.
Memeriksa
dan mengevaluasi keefektifan bagian keuangan dalam pemberian pengarahan dan
penelitian keuangan yang meliputi keseluruhan organisasi termasuk pelaksanaan
dari berbagai macam unit.
2.
Pemeriksaan
ini adalah untuk mengatur efisiensi di dalam fungsi keuangan yang berhubungan
dengan keuangan, akuntansi, budget dan pedoman kebijaksanaan dan
standar-standar.
3. Prosedur Pengendalian Fungsi Keuangan
Prosedur
pengendalian dapat ditetapkan pada suatu jenis transaksi atau diterapkan secara
luas dan diintegrasikan dalam komponen tertentu lingkungan pengendalian dan
sistem akuntansi. Halim (1997) selanjutnya mengklasifikasikan prosedur
pengendalian sebagai berikut :
a. Otorisasi yang semestinya dan
transaksi dan kegiatan
b. Pemisahan tugas dan tanggung jawab
yang memadai
c. Perancangan dan penggunaan
dokumen dan catatan yang memadai
d. Perlindungan yang memadai atas
akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan.
Pengecekan
secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya terhadap
jumlah yang harus dicatat.
C. Pengertian dan Lingkup Audit Manajemen Fungsi Keuangan
1. Pengertian Audit Manajemen Fungsi Keuangan
Audit atas fungsi
keuangan dimaksudkan untuk mencari dan menemukan informasi tentang bagaimana
rencana yang telah ditetapkan diwujudkan melalui berbagai kegiatan operasional
disoroti khusus dari segi keuangan.
Salah satu cara
yang dapat ditempuh untuk menghindari subjektivitas dalam melakukan audit
manajemen keuangan ialah melakukan analisis hasil yang dicapai dalam
perencanaan rencana untuk satu kurun waktu tertentu secara terus menerus.
Hasil yang nyatanya
dapat dicapai itu diuji dengan tiga cara, yaitu:
1.
Membandingkan
arahan yang terdapat dalam rencana perusahaan dengan hasil yang benar-benar
dicapai melalui implementasi rencana.
2.
Meneliti
secara cermat rencana induk masing-masing bidang fungsional yang dimuat dalam
rencana stratejik dengan maksud untuk melihat apakah rencana bidang fungsional
yang telah disusun berperan efektif atau tidak dalam upaya mencapai tujuan
perusahaan
3.
Proses
audit harus bermuara pada penilaian tentang tepat tidaknya struktur organisasi
yang diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.
Fungsi bagian
keuangan di dalam suatu organisasi adalah mengumpulkan, menganalisa dan
memonitor data dari seluruh kegiatan fungsional dalam perusahaan. Peranan
bagian keuangan sangat aktif, karena pada dasarnya setiap unit kegiatan
membutuhkan biaya. Apabila peranan bagian keuangan menjadi pasif, maka setiap
unit akan berfungsi untuk mengawasi jalannya kegiatan yang utama.
Sewaktu situasi
perekonomian cenderung menurun dan keadaan keuangan perusahaan menjadi pasif,
maka pemeriksaan hanya akan berorientasi pada fungsi keuangan saja. Pada
situasi demikian ini tidak menempatkan fungsi keuangan pada manajemen teratas
selama jangka panjang dan pimpinan akan membuat proses keputusan jangka pendek.
Dalam
perusahaan besar maupun sedang, fungsi keuangan adalah sebagai alat utama dalam
proses pembentukan keputusan dengan alasan sebagai berikut:
1.
Bagian
keuangan memberikan petunjuk yang berarti untuk meningkatkan siasat
keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang.Sebagai contoh: bagian keuangan
akan membuat perhitungan agar mengetahui lebih dahulu jumlah biaya dan besarnya
keuntungan atas perluasan perusahaan dalam bidang pemasaran untuk jangka waktu
3 tahun mendatang.
2.
Pengarahan
dan dukungan dapat diberikan oleh bagian keuangan dalam bentuk kegiatan yang
dapat menghasilkan pendapatan bersih dan pengembalian modal selama periode
berjalan.Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kegiatan pada bagian
anggaran belanja dan mengarahkan maksudnya untuk memonitor pelaksanaan kegiatan
perusahaan terhadap standard kegiatannya.
Dalam sebuah
perusahaan, bagian keuangan mempunyai beberapa permasalahan, antara lain:
a)
Berapa
banyak perusahaan melakukan investasi dan aktiva apa saja yang dimasukkan dalam
investasi tersebut. Masalah ini merupakan keputusan investasi perusahaan yang
juga merupakan salah satu kegiatan utama fungsi manajemen keuangan yang disebut
fungsi pengguna dana (allocation of fund).
b)
Bagaimana
cara memperoleh kas untuk membelanjai investasi tersebut, hal ini merupakan
keputusan pembelanjaan yang harus diambil oleh manajer bagian keuangan yang
juga merupakan kegiatan utama fungsi keuangan yang lain, yang disebut sebagai
mendapatkan dana (raising of fund).
Dalam suatu
aktivitas perusahaan yang sedemikian berkembang dan tumbuh menjadi besar, akan
timbul masalah lain yaitu pimpinan tidak lagi dapat mengawasi secara langsung
semua aktivitas perusahaan, termasuk aktivitas fungsi keuangan. Rentang kendali
antara pimpinan dan stafnya akan semakin besar.
Untuk itu dirasakan
perlu adanya alat bantu yang menjadi penghubung diantara keduanya sehingga
pimpinan dapat mengetahui bahwa perusahaan telah berjalan sesuai dengan arah
yang ditetapkan sehingga tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai. Salah satu
bentuk penilaian terhadap aktivitas atau operasi tertentu, termasuk penilaian
atas aktivitas fungsi keuangan adalah dengan melakukan audit manajemen.
Terdapat dua alasan
mengapa suatu organisasi perlu dievaluasi atau dikaji ulang sistem perencanaan
dan pengendalian aktivitas bagian keuangannya yaitu:
1)
Evaluasi
dapat digunakan sebagai perencanaan di dalam pengambilan keputusan baik untuk
top manajemen, pejabat atau pemberi bantuan kredit dan lembaga lainnya yang
mempunyai hubungan erat dalam kegiatan operasional suatu perusahaan.
2)
Evaluasi
dapat digunakan sebagai pedoman atau alat didalam pengawasan, apakah suatu
organisasi dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak.
2. Sasaran Manajemen Fungsi Keuangan
Agar audit
manajemen fungsi keuangan dapat mencapai sasarannya maka ada empat hal yang
mutlak perlu mendapat perhatian yaitu:
1.
Sasaran
Finansial Perusahaan
Dalam
pelaksanaan audit yang dapat dijadikan objek pertama audit adalah pencarian,
penemuan, dan pengumpulan informasi tentang tercapai tidaknya sasaran finansial
keuangan. Segi lain yang sangat penting dalam pelaksanaan audit ialah untuk
meneliti apakah tujuan dan berbagai sasaran perusahaan memenuhi berbagai
persyaratan. Seperti kelayakan, kewajaran, dapat dipertanggungiawabkan secara
moral dan etika atau untuk menemukan fakta apakah berbagai komponen perusahaan
memenuhi standar kinerja yang telah ditentukan atau tidak.
2.
Perencanaan
Keuangan
Perencanaan
keuangan sebagai objek audit berarti dua hal, yaitu efektif tidaknya satuan
kerja yang mengurus keuangan perusahaan dalam menyelenggarakan fungsi
perencanaan bagi satuan kerja yang bersangkutan dan mencari dan menemukan fakta
tentang mutu rencana yang disusun oleh para manajer satuan bisnis. Dengan
perkataan lain audit harus bias menemukan fakta tentang apakah perusahaan
dikelola dengan pendekatan kesisteman atau tidak dan apakah prinsip sinergi dan
simbiosis diterapkan secara baik atau tidak.
3.
Organisasi
Dengan
menjadikan organisasi satuan kerja di bidang keuangan sebagai sasaran audit,
informasi yang diperoleh akan mampu memberi masukan penting tentang apakah
organisasi di bidang keuangan itu dikelola dengan efektif atau tidak yang akan
turut menentukan satuan kerja mampu menyelenggarakan fungsi pendukung yang
diembannya atau tidak, dikenali faktor penyebabnya dan diberikan rekomendasi
untuk mengatasinya.
4.
Pengawasan
Proses
pengendalian atau pengawasan melalui analisis anggaran dan keuangan yang
dimaksudkan untuk mengamankan kekayaan dan sumber finansial perusahaan.
Hasilnya disampaikan kepada satuan-satuan kerja operasional untuk dimanfaatkan
dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas kerja masing-masing.
3. Manfaat Audit Manajemen Fungsi Keuangan
Manfaat audit manajemen fungsi
keuangan, antara lain:
1.
Mengatur
pencarian sumber-sumber dana yang dibutuhkan perusahaan kemudian mengatur
penggunaan dana yang telah diperoleh. Sumber dana yang dibutuhkan dapat
diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam
perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar
perusahaan.
2.
Alat
utama dalam proses pembentukan keputusan dengan alasan:
a.
Bagian
keuangan memberikan petunjuk yang berarti untuk meningkatkan siasat keberhasilan
perusahaan dalam jangka panjang.
b.
Pengarahan
dan dukungan dapat diberikan oleh bagian keuangan dalam menghasilkan pendapatan
bersih dan pengambilan modal selama periode berjalan.
3.
Manfaat
audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
4.
Memeriksa
dan mengevaluasi keefektifan dan efisiensi bagian keuangan dalam pemberian
pengarahan dan penelitian keuangan yang meliputi keseluruhan organisasi
termasuk pelaksanaan dari berbagai macam unit.
5.
Beberapa
manfaat ekonomi dari audit laporan keuangan yaitu:
a.
Akses
ke pasar modal
b.
Biaya
modal yang lebih rendah
c.
Penangguhan
inefisiensi dan kecurangan.
4. Ruang Lingkup Audit Manajemen Fungsi Keuangan
Audit manajemen
pada fungsi keuangan, bertujuan untuk menilai bagaimana setiap program atau
aktivitas keuangan yang dilakukan mencapai tujuannya melalui pengelolaan sumber
daya yang ekonomis dan efisien. Menurut Rusman Efendi (2011), ruang lingkup
pada audit manajemen fungsi keuangan meliputi:
A. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi
manajemen keuangan memainkan peranan dalam bidang usaha yang utama seperti
strategi harga dan analisa biaya yang dibutuhkan. Strategi harga dalam
perusahaan merupakan suatu unsur kritik dalam perencanaannya. Pemikiran harga
yang ditingkatkan harus menunjukkan bukti peningkatan keuangan yang layak
seperti untuk keuntungan jangka pendek, perkembangan dan peningkatan di masa
yang akan datang.
Fungsi
keuangan harus menjamin adanya sistem yang sama untuk penyusunan kegiatan dan
biaya-biaya diluar kegiatan pokok. Hal ini harus disusun dengan baik untuk
melengkapi manajemen dengan peralatan yang memadai untuk memonitor kegiatan
organisasi yang sempurna serta unsur-unsur pelaksana.
Manajemen
keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggungjawab manajer keuangan.
Meskipun tugas dan tanggungjawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok
manajemen keuangan antara lain meliputi:
1. Mengambil keputusan investasi,
pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan.
2. Merencanakan untuk memperoleh
dana dan menggunakan dana tersebut untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Kegiatan penting
lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek, yaitu:
1.
Dalam
perencanaan dan peramalan, dimana manajer keuangan harus bekerjasama dengan
para manajer lainnya yang bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.
2.
Manajer
kuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan
pembiayaan, dan berbagai hal yang berkaitan dengannya.
3.
Manajer
keuangan harus bekerjasama dengan para manajer di perusahaan agar perusahaan
dapat beroperasi seefisien mungkin.
4.
Manajer
keuangan harus mampu menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, dimana
perusahaan dapat memperoleh dana dan surat berharga perusahaan dapat
diperdagangkan.
B. Struktur Organisasi
Kedudukan
manajemen keuangan dalam struktur organisasi sangat peting. Tanggung jawab
manajemen keuangan tidak hanya mencari dana dan mengelola kas, tetapi juga
bertanggungjawab terhadap keputusan yang dibuat oleh organisasi perusahaan,
karena hampir semua keputusan yang dibuat mempunyai konsekuensi dan bermuara
pada bidang keuangan.
Dalam
struktur organisasi, perusahaan biasanya menggunakan bentuk organisasi
fungsional, di mana tugas, wewenang dan tanggung jawab dimulai dari direktur
utama. Dalam menjalankan perusahaan, direktur utama membawahi para direktur
fungsional, seperti produksi dan operasi, direktur pemasaran, direktur
keuangan, dan direktur personalia.Fungsi keuangan dalam organisasi
perusahaan biasanya dipisahkan antara dua jabatan, yaitu bendaharawan
(treasurer) dan kontroler (controller).
Tabel 1.1
Tanggung Jawab Bendaharawan dan Kontroler
Tanggung Jawab Bendaharawan dan Kontroler
KONTROLER
|
BENDAHARAWAN
|
Akuntansi
|
Menempatkan dana
|
Melaporkan informasi keuangan
|
Memelihara hubungan baik dengan
bank
|
Pengamanan catatan atau arsip
|
Menginvestasikan dana
|
Menafsirkan data keuangan
|
Hubungan dengan investor
|
Penganggaran
|
Mengelola kas
|
Mengendalikan operasi
|
Mengasuransikan aset
|
Menilai hasil dan membuat
rekomendasi
|
Memupuk hubungan baik dengan
investor dan kreditor
|
Mempersiapkan pajak
|
Menilai kredit dan managih dana
|
Mengelola aset
|
Menempatkan campuran pendanaan
|
Melindungi aset
|
Mengelola dana pensiun
|
Laporan kepada instansi
pemerintah
|
|
Daftar gaji
|
Gambar 1.1 Kedudukan Manajemen Keuangan pada
Struktur Organisasi Perusahaan
C. Manajemen atas Cash and Marketable Securities
Kas
adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan dan dana yang ada di bank dalam
berbagai bentuk. Kas juga berfungsi sebagai alat tukar yang memungkinkan
manajemen menjalankan berbagai kegiatan usaha. Menurut Standar Akuntansi
Keuangan, kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro
setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Manajemen
kas adalah pengelolaan atas sumber daya kas suatu organisasi. Manajemen kas
memberikan kepada manajemen alat untuk berfungsinya suatu organisasi dengan
menggunakan kas atau sumber daya likuid yang dimilikinya dengan cara yang
tepat. Motif perusahaan memegang kas adalah:
a) Motif transaksi, yaitu sebagai
media untuk pertukaran dalam rangka membiaya transaksi normal yang terjadi
seperti pembayaran kepada pemasok dan pembayaran gaji.
b) Motif berjaga-jaga, yaitu motif
yang berfokus pada kemampuan kas untuk menunjang daya beli pada saat timbul
kejadian yang tidak diharapkan atau peluang yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Saldo untuk pencegahan berfungsi sebagai cadangan pada saat ketidakpastian
meningkat sebagai akibat perubahan industri, ekonomi, dan dunia. Saldo untuk
keperluan darurat ini umumnya disediakan dengan menggunakan portofolio dari
pasar uang dan pasar modal.
c) Motif spekulasi, yaitu motif yang
timbul seiring dengan keinginan manajemen untuk memiliki sejumlah kas yang
dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang timbul secara
tidak terduga. Manajemen harus mempunyai prediksi bahwa saldo kas tersebut
dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari operasi normal organisasi.
Di dalam manajemen
kas pada dasarnya meliputi kegiatan dalam:
Perencanaan
kas (budget kas), yaitu estimasi terhadap posisi kas pada suatu saat tertentu
dalam satu periode tertentu yang akan datang.
Pengendalian
kas, yaitu pengendalian uang tunai yang didasarkan pada ramalan jangka pendek
ats kebutuhan uang tunai, ramalan ini akan menentukan kebutuhan minimum dan
maksimum akan uang tunai selama periode tertentu.
Pengelolaan
saldo kas Marketable Securtities merujuk pada surat berharga yang
mudah diperdagangkan di pasar modal. Surat berharga dapat berupa
obligasi (bond), medium term notes (MTN), surat utang jangka pendek (satu
tahun), commercial paper, promisasory notes, saham (common
stock), dan sebagainya.
Investasi
dalam surat berharga biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki kelebihan
dana. Keputusan ini harus mempertimbangkan banyaknya dana yang diinvestasikan
dan jenis surat berharga yang dipilih. Untuk memilih surat berharga harus
mempertimbangkan beberapa resiko, yaitu:
a)
Resiko
keuangan, yaitu resiko kembalinya dana yang diinvestasikan dalam surat
berharga.
b)
Resiko
tingkat bunga, yaitu resiko yang ditanggung sebagai akibat naik turunnya suku
bunga bank.
c)
Resiko
likuiditas, yaitu resiko yang berkaitan dengat cepat lambatnya surat berharga
laku dipasar.
d)
Resiko
inflasi, yaitu resiko yang ditanggung sebagai akibat naiknya harga barang.
D. Manajemen atas Capital Expenditure
Capital
Expenditure(belanja barang modal) disebut juga sebagai pengeluaran
modal yaitu pengeluaran yang digunakan untuk mendapatkan atau
menyempurnakan aktiva modal, seperti bangunana dan peralatan. Capital Expendituremerupakan pengeluaran
dana oleh suatu perusahaan yang diharapkan menghasilkan manfaat selama periode
waktu lebih dari satu tahun.Pengeluaran modal dilakukan dengan beberapa alasan:
a)
Untuk
ekspansi tingkat operasi, biasanya melalui akuisisi aktiva tetap. Suatu
perusahaan yang sedang tumbuh seringkali mengganggap penting untuk mendapatkan
aktiva tetap baru dengan cepat,meliputi pembelian fasilitas-fasilitas fisik,
seperti pabrik dan properti.
b)
Untuk
penggantian, karena pertumbuhan suatu perusahaan lambat maka dilakukan
penggantian atau memperbaharui aktiva-aktiva yang telah usang.
c)
Memperbaharui
sebagai alternative penggantian
d)
Untuk
tujuan-tujuan lain,seperti pengeluaran untuk iklan,riset dan pengembangan,
konsultan manajemen & produk-produk baru.
E. Manajemen atas Portofolio dan Laporan Keuangan.
Manajemen
portofolio merupakan pengelolaan yang di lakukan oleh beberapa analis riset
dalam mengelola sekumpulan dana investor dengan proses yang sistematis, dinamis
dan berkelanjutan.
Manajemen
portofolio investasi mencakup proses perencanaan, inplementasi, evaluasi dan
penyesuaian. Dengan mengikuti kerangka kerja tersebut pengelolaan investasi
dapat memberikan hasil yang optimal. Sistematika proses manajemen portofolio
memerlukan empat langkah utama, yaitu:
a)
Menentukan
tujuan dan batasan investasi
b)
Memformulasikan
strategi investasi dalam bentuk alokasi aset
c)
Mengimplementasikan
strategi dan monitoring
d)
Melakukan
penyesuaian
Laporan
keuangan merupakan laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif
tentang posisi keuangan dan perubahannya, serta hasil yang dicapai selama
periode tertentu. Laporan keuangan dapat dijadikan media yang dapat dipakai
untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan.Pada umumnya, setiap perusahaan
membuat laporan keuangan dengan alasan:
a) Bentuk pertangungjawaban
manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama periode
tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
b) Laporan keuangan sebagai alat
komunikasi yang dapat memberikan informasi mengenai aktivitas perusahaan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan.
5. Strategi Pendekatan Audit Manajemen Fungsi Keuangan
Untuk mencapai
tujuan perusahan, para eksekutif mendelegasikan tugas dan tanggungjawab
perusahaan dalam tingkat tertentu, sehingga strategi pendekatan dapat
dioptimalkan dalam mencapai tujuan tersebut.
Berapa besar
wewenang dan tanggungjawab yang didelegasikan eksekutif, bukanlah masalah
karena eksekutif memiliki akuntabilitas penuh untuk tugas, pekerjaan,
departemen laba dan sebagainya. Eksekutif harus mengikuti apa yang terjadi
dalam perusahaan, divisi, departemen dan tingkat supervisi yang lebih rendah
agar dalam penyelenggaraannya, efektivitas dan efisiensi perusahaan dapat terus
meningkat.
Terdapat tiga pendekatan audit
yang yang digunakan dalam fungsi keuangan, yaitu:
a)
Audit
laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas agar dapat
memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara
wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP).
b)
Audit
kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi
suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan
tertentu.
c)
Audit
operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi
entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.
Pemeriksaan
manajemen terdiri dari dua dasar fungsi yang tetap objektif tetapi berbeda
objeknya. Objek yang pertama adalah memeriksa atau mengevaluasi keefektivan
bagian keuangan dalam pemberian pengarahan dan penelitian keuangan yang
meliputi keseluruhan organisasi termasuk pelaksanaan dari berbagai macam unit.
Objek yang kedua dari pemeriksaan adalah untuk mengatur efisiensi di dalam
fungsi keuangan yang berhubungan dengan keuangan, akuntansi, budget dan pedoman
kebijaksana.
Tabel 1.2 Program Pemeriksaan
Manajemen Fungsi Keuangan.
N0
|
Proses
Pemeriksaan Manajemen
|
Ulasan
|
1
|
Objek
Keuangan:
Langkah pertama dalam proses
ini ialah mengadakan pemeriksaan awal dan selajutnya memeriksa objek dari
fungsi keuangan dalam organisasi tersebut. Keobjektifan keuangan harus
dievalusi dengan maksud untuk menentukan bahwa mereka mendukung langsung
obyek yang lebih penting.
|
Strategi obyektifitas keuangan
perusahaan terdiri dari suatu rangkaian tafsiran dari obyek keuangan yang
dapat dipergunakan sebagai pendukung dari keseluruhan maksud dan tujuan.
|
2
|
Bagian keuangan yang obyektif
harus ditingkatkan dengan dua tujuan yang harus selalu diingat.
Pertama untuk menjamin
keobyektifan data yang dijumpai dan yang kedua untuk menjamin bahwa kegiatan
keuangan pada organisasi tersebut terus berjalan dan diperlukan adanya
peningkatan dalam pengawasannya. Tugas pemeriksaan manajemen dalam langkah
yang satu dan dua dibuat sesuai dengan pedoman yang sama dari seluruh obyek.
Organisasi yakni mendukung kegiatan berbagai unit baik perusahaan maupun
bukan perusahaan yang akan menetukan pedoman obyek atau standard perusahaan
yang dirumuskan. Sebagai tambahan: proses pemeriksaan harus berhati-hati
dalam menganalisa keseluruhan obyek perusahaan yang penting dan setiap unit
kegiatan yang berkemampuan serta tetap berpedomanpada apa yang telah
digariskan.
|
Departemen obyektifitas untuk
fungsi keuangan adalah suatu contoh dari obyek bagian keuangan yang akan
dipergunakan untuk tujuan yang lebih penting. Dalam proses analisa obyek
keuangan, kelompok pemeriksa manajemen harus hati-hati meneliti dan
mengarahkan kegiatan yang sedang dijalankan oleh perusahaan. Langkah-langkah
untuk melakukan dukungan ini harus digambarkan lebih teliti dalam perencanaan
maupun pengawasan dari berbagai unsur pemeriksaan manajemen.
|
3
|
Perencanaan
:
proses pemeriksaan manajemen
harus berhati-hati menganalisa perencanaan ihtisar fungsi keuangan.
|
Pedoman dasar perencanaan
tahunan pada bagian keuangan adalah suatu contoh dari bentuk dan ukuran dasar
perencanaan keuangan. Dasar perencanaan yang terpisah harus digabungkan dalam
satu wadah oleh fungsi keuangan untuk mendukung setiap obyektifitas yang
lebih penting.
|
4
|
Di dalam fase proses
perencanaan pemeriksaan keuangan harus memperhatikan mutu dan keefektifan
dari pimpinan perusahaan.
Bagian perencanaan adalah
teknik membuat perencanaan melalui obyek utama di teruskan ke obyek
pertengahan dan seterusnya ketingkat yang lebih rendah dalam organisasi
tersebut dan berbagai unit departemen.
|
Rencana tindakan bagian
ukuntansi menunjukkan rencana kegiatan dan tindakan yang terperinci untuk
keuangan setiap unit. Daftar ini termasuk sub-set dari perencanaan akuntansi
budget, dan pajak-pajak yang selalu di hubungkan dengan obyek utama. Sub-set
itu dibagi menjadi departemen akuntansi dan analisa keuangan dari
perencanaan tindakan.
|
5
|
Orgasisasi:
Kebenaran dari fungsi keuangan
dalam perusahaan ditunjukkan dalam cara fungsi ini pada luasnya struktur
organisasi perusahaan. Agar fungsi keuangan memberikan pertolongan yang
berarti dan bermanfaat, maka harus bebas dari kegiatan unit yang lain dan
pada tingkat yang sama seperti pada setiap unit lain yang lebih utama.
Analisa bagian organisasi harus
di masukkan dalam fumgsi keuangan agar meningkatkan keberhasilan dan
efesiensi data keuangan.
Pemeriksaan manajemen supaya
menganalisa keefektifan organisasi bagian keuangan dengan membandingkan
rencana organisasi dengan kemampuan organisasi dalam meningkatkan
keberhasilan.
|
Di dalam diagram kedudukan
orgasasi berbadan hukum. Dalam pasal ini fungsi keuangan melaporkan pada
pimpinan perusahaan untuk mendapat dukungan yang diperlukan untuk
menyelesaikan obyek yang lebih penting yang terpaksa membutuhkan bantuan
keuangan.
Di dalam diagram organisasi bagian
keuangan. Fungsi keuangan yang lebih penting seperti akuntansi budget dan
pajak-pajak yang dipisahkan menjadi sub-unit. Dalan hal ini pemecahan akan
mengurangi kesamaan (rangkap) usaha dan keberhasilan partner kerja dapat
terkendali dengan baik.
|
6
|
Pengawasan:
Fungsi pengawasan dibagi dalam
dua bagian dalam unit keuangan: akuntansi dan anggaran belanja atau analisa
keuangan bidang akuntansi bertanggung jawab untuk menyusun, memilih,
mangalisa dan melaporkan hasil kegiatan bagian keuangan.
Laporan tersebut memuat susunan
dan laporan-laporan lain yang berhubungan dengan keuangan.
Departemen anggaran belanja
bertangungjawab penuh dalam pelaksanaan system informasi keuangan dalam
perusahaan, yang akan mengumpulkan data dari berbagai macam kegiatan.
Data itu juga harus
dipergunakan oleh setiap unit dalam memonitor dan mengukur kebarhasilan
mereka.
|
Maksud utama dalam pengawasan
fungsi keuangan adalah untuk menjamin berbagai tingkat manajemen menerima
informasi yang diperlukan untuk harian, mingguan, dan proses pembuatan
laporan bulanan.
Bagian keuangan juga harus
menjamin bahwa data yang diperoleh adalah akurat, dapat dibuktikan
kebenarannya dan bermanfaat untuk keseluruhan organisasi. Unsur pemeriksaan
keuangan yang direncanakan untuk menjamin bahwa obyektifitas utama akan
didapat.
|
7
|
Akuntansi:
Pengawasan yang terpenting
dalam fungsi akuntansi harus dievaluasi dan diperiksa.
Pemeriksaan
pertanyaan-pertanyaan untuk bagian penulisan akuntansi terdiri dari daftar
dan penjelasan singkat dari berbagai pengawasan akuntansi yang seharusnya
berada pada bagian akuntansi. Berbagai pertanyaan yang direncanakan oleh tim
pemeriksa manajemen untuk menetukan kuat-lemahnya proses pengawasan
akuntansi.
|
Setiap pengawasan yang tidak
efisian agar dicatat di bawah bagian ulasan dan kemudian di ikhtisarkan pada
perkiraan biaya seperti taksiran biaya yang tidak efisien pada bagian
keuangan.
|
8
|
Anggaran
Belanja & Analisa Keuangan:
Proses pemeriksaan dalam
anggaran belanja dana analisa keuangan berbeda dengan pengawasan mesin yang
mendetail yang dibutuhkan dalam akuntansi untuk menjamin keefektifan
sumber-sumber keuangan perusahaan.
Anggaran belanja dan analisa
keuangan dibuat untuk menjamin bahwa informasi yang benar dapat diperoleh dan
dapat dibuktikan kebenarannya.
|
Pengawasan dengan Tanya jawab
untuk bagian anggaran belanja terdiri dari suatu daftar pedoman pengawasan
yang direncanakan untuk memonitor efisiensi dan keberhasilan dari data
deparetemen anggaran belanja.
Pertimbangan penelitian juga
harus termasuk unsur-unsur untuk mengevaluasi hasil keuangan bila
dibandingkan dengan standard yang ditafsirkan.
|
9
|
Staf pemeriksaan manajemen
harus berhati-hati meneliti kembali berbagai pertanyaan dalam pengawasan
dengan tanya jawab untuk bagian anggaran belanja.
Problem yang utama terungkap
dalam langkah ini dapat dimasukkan dalam analisa keuangan atau budget.
Pada bagian lain problem itu
dapat disebabkan oleh ketidak mampuan unit pelaksana untuk memperoleh data
yang benar.
|
Pengawasan kelemahan yang telah
dimasukkan selama proses pemeriksaan akan dibuatkan ringkasaannya seperti
pada ikhtisar tafsiran biaya pada taksiran biaya yang tidak efisien pada
bagian keuangan
|
6. Program Audit Manajemen Fungsi Keuangan
Proses audit manajemen dibagi
atas:
a)
Tujuan
Keuangan
1.
Memeriksa
sasaran keuangan untuk menentukan apakah fungsinya secara langsung mendukung
sasaran utama perusahaan.
2.
Sasaran
departemen keuangan harus memperhatikan dua tujuan, yang pertama adalah untuk
memastikan bahwa tujuan utama dapat dipenuhi, dan kedua untuk meyakinkan bahwa
operasi keuangan memberikan pada perusahaan berupa pengarahan keuangan dan
pengendalian yang diperlukan.
3.
Mengetahui
apakah perusahaan mencapai standar dan sasaran yang ditentukan.
b)
Perencanaan
1.
Menganalisa
perencanaan fungsi keuangan.
2.
Menilai
mutu dan efektivitas rencana induk departemen.
c)
Organisasi
1.
Legitimasi
fungsi keuangan dalam perusahaan terlihat pada kedudukan fungsi tersebut pada
struktur organisasi seluruh perusahaan tersebut.
2.
Organisasi
antar departemen harus diselaraskan dengan berbagai fungsi keuangan yang utama
untuk membuat dan menyajikan data keuangan yang efektif dan efisien.
d)
Pengendalian
1.
Akunting
Bidang
akunting bertanggungjawab untuk mengumpulkan, menyrotir menganalisa dan
melaporkan hasil keuangan operasi mekanisme pengawasan utama. Pada fungsi
akunting harus dinilai dan diuji dengan mengajukan pertanyaan agar tim audit
manajemen dapat menentukan kelemahan dan kekuatan proses pengawasan akunting.
2.
Anggaran
dan Analisa Keuangan
Tanggungjawab
utama departemen ini adalah untuk menjalankan sistem informasi keuangan dalam
organisasi yang akan menghasilkan data bagi berbagai unit operasi.
Pengawasan anggaran dan analisa keuangan dibuat untuk memastikan bahwa
informasi yang sesuai dihasilkan oleh bagian ini dan diteruskan pada unit operasi
yang bersangkutan.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Audit atas fungsi
keuangan dimaksudkan untuk mencari dan menemukan informasi tentang bagaimana
rencana yang telah ditetapkan diwujudkan melalui berbagai kegiatan operasional
disoroti khusus dari segi keuangan.
Agar audit
manajemen atas fungsi keuangan dapat mencapai sasarannya maka ada empat hal
yang mutlak perlu mendapat perhatian, yaitu sasaran finansial perusahaan,
perencanaan keuangan, organisasi dan pengawasan.
Manfaat audit
manajemen fungsi keuangan, antara lain mengatur pencarian sumber-sumber dana
yang dibutuhkan perusahaan, alat utama dalam proses pembentukan keputusan,
manfaat audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah
untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, memeriksa dan mengevaluasi
keefektifan dan efisiensi bagian keuangan dan beberapa manfaat ekonomi
dari audit laporan keuangan.
Ruang lingkup pada
audit manajemen fungsi keuangan, meliputi fungsi manajemen keuangan, struktur
Organisasi, manajemen atas cash and marketable securities, manajemen atas
capital expenditure, manajemen atas portofolio dan laporan keuangan.
Terdapat tiga
pendekatan audit yang yang digunakan dalam fungsi keuangan, yaitu audit
laporan keuangan (financial statement audit), audit kepatuhan (compliance
audit), audit operasional (operational audit).
daftar pustaka
Agoes,
Sukrisno.1996.Auditing:Pemeriksaaan Akuntan. Jilid II, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Alexander
Hamilton Institute. 1986. Manajemen Audit, Usaha Nasional, Surabaya.
Boynton,William,Raymond
N,Johnson,Walter G.Kell.2003.Modern Auditing. Ahli Bahasa:Ichsan Stiyo Budi
dan Herman Wibowo, Erlangga, Jakarta.
Courtemanche,Gil.1997.Pandangan
Baru Internal Auditing.Editor:Hiro Tugiman, Kanisius, Yogyakarta.
Hamilton,
Alexander.1986.Manajemen Audit : meningkatkan efektivitas dan efisiensi,
Usaha Nasional, Surabaya.
http//.www.google.com
diunduh
tanggal 7 Oktober 2014
IBK.
Bayangkara.2008.Audit Manajemen:Prosedur dan Implementasi, Salemba Empat,
Jakarta.
Siagian,
P.Sondang.2001.Audit Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta.
Tunggal,
Amin Widjaya.2000.Management Audit:suatu pengantar. Cetakan kedua,
Rineka Cipta, Jakarta.
Weston.
F.D, dan Copeland. E.T. 1992. Manajemen Keuangan. Ed. Delapan.
Alih Bahasa Wasana dan Kibrandoko,Binarupa Aksara, Jakarta.
0 galau-ers:
Post a Comment